PLN Indonesia Power: 29 Tahun Berkontribusi pada Energi yang Ramah Lingkungan

Senin, 07 Oktober 2024 | 13:59:48 WIB

Jakarta - Pada 3 Oktober 2024, PLN Indonesia Power (PLN IP) merayakan 29 tahun keberadaannya. Selama perjalanan ini, perusahaan yang menjadi subholding terbesar dalam sektor pembangkit di Asia Tenggara ini telah melakukan banyak inovasi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. PLN IP berkomitmen untuk bertransisi ke energi ramah lingkungan dan menargetkan Net Zero Emission pada tahun 2060. Dalam kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP telah membantu PT PLN (Persero) meraih posisi di antara 500 perusahaan global teratas.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menegaskan bahwa PLN Indonesia Power kini fokus pada masa depan. “Kami telah bertransformasi dari perusahaan yang melihat ke belakang menjadi yang berorientasi ke depan, siap menghadapi tantangan baru,” ungkapnya.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, juga menyoroti bahwa perjalanan menuju 29 tahun tidaklah mudah. PLN IP telah berhasil menghadapi banyak tantangan dalam penyediaan listrik dan kini bersiap untuk memasuki tahap baru, yaitu Transformasi 2.0, setelah sukses dengan Transformasi 1.0.

“Dengan bertambahnya usia, PLN Indonesia Power semakin berkelanjutan dan siap menjadi pemimpin dalam menghadapi dinamika global,” kata Edwin.

PLN Indonesia Power kini menjadi salah satu pemain utama di sektor geothermal, dengan kapasitas pengelolaan mencapai 1.107,5 MW. Perusahaan juga aktif dalam pengembangan sumber energi terbarukan lainnya untuk mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat.

Proyek terbaru yang diluncurkan mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Singkarak 50 MW, dan Saguling 60 MW. Selain itu, proyek Green Hydrogen Plant di Kamojang bertujuan untuk menciptakan ekosistem hidrogen yang terintegrasi.

Edwin menekankan bahwa PLN Indonesia Power juga telah berhasil membangun pabrik Solar PV terbesar di Indonesia, sebagai dukungan terhadap program Accelerated Renewable Energy Development (ARED). PLTU Suralaya 9-10, yang menerapkan teknologi Ultra Selective Catalytic Production, berkomitmen untuk mengembangkan pembangkit energi rendah karbon.

Dalam upaya mempercepat transisi energi, PLN Indonesia Power meluncurkan proyek Hijaunesia yang dimulai pada tahun 2023. Proyek ini mencakup pengembangan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 1.055 MW.

Perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi melalui berbagai program, termasuk penerbitan Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul dan penerapan cofiring menggunakan biomassa sebagai sumber energi.

Edwin menambahkan bahwa untuk mendukung peningkatan kinerja, PLN Indonesia Power memanfaatkan transformasi digital melalui Advanced Analytics dan Machine Learning untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan aset.

Untuk informasi lebih lanjut tentang PLN Indonesia Power, kunjungi www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini