Perjalanan 29 Tahun PLN Indonesia Power Dalam Membangun Energi Hijau

Rabu, 09 Oktober 2024 | 14:36:56 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) merayakan hari jadi yang ke-29 pada 3 Oktober 2024. Selama perjalanannya, Subholding Generation Company terbesar di Asia Tenggara ini telah meluncurkan berbagai terobosan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia dan kini terus mempercepat transisi menuju energi hijau guna mencapai Net Zero Emission pada 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP berkontribusi signifikan dalam mendukung PT PLN (Persero) menjadi perusahaan global terkemuka serta pilihan utama pelanggan dalam solusi energi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa saat ini PLN Indonesia Power telah bertransformasi menjadi perusahaan yang berorientasi masa depan. Ini terlihat dari langkah bisnis dan komitmen yang kuat untuk mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

“Di usia 29 tahun, PLN Indonesia Power telah berhasil beralih dari perusahaan yang melihat ke belakang menjadi perusahaan yang melihat ke depan. Tantangan demi tantangan telah dihadapi dan PLN Indonesia Power berhasil menjadikan kekuatannya sebagai modal untuk masa depan,” ungkap Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menekankan bahwa perjalanan hingga mencapai usia 29 tahun tidaklah mudah. PLN IP telah menjawab berbagai tantangan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. PLN Indonesia Power juga telah mendeklarasikan tahap baru dalam transformasi perusahaan, yaitu Transformasi 2.0, setelah sukses dengan Transformasi 1.0 pada tahun ini.

"Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power terus berkembang menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dan terdepan, siap menjawab tantangan dan perubahan lanskap global," kata Edwin.

Edwin menjelaskan bahwa PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan pertumbuhan ambisius dan kini menjadi Global Player Geothermal nomor dua di dunia dengan pengelolaan 1.107,5 MW energi panas bumi. Selain itu, PLN IP juga sukses dalam mengembangkan berbagai energi terbarukan dan alternatif hijau.

“Dalam waktu dekat, akan hadir Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Singkarak 50 MW dan Saguling 60 MW yang bekerjasama dengan mitra global tier 1. Kami juga berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant di Kamojang sebagai pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilir, termasuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen yang berlokasi di Senayan, Jakarta,” ungkapnya.

“PLN Indonesia Power juga berhasil membangun pabrik Solar PV terbesar pertama di Indonesia dengan menggandeng produsen Solar PV terkemuka, yang merupakan dukungan terhadap program Accelerated Renewable Energy Development (ARED),” tambah Edwin.

Di sisi lain, hadirnya PLTU Suralaya 9-10 dengan teknologi Ultra Selective Catalytic Production semakin memperkuat komitmen PLN Indonesia Power dalam pengembangan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10 ini juga menjadi pembangkit hybrid pertama di Indonesia dengan memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai sumber energi utamanya.

PLN Indonesia Power juga telah menjalankan proyek Hijaunesia sejak tahun 2023 untuk mempercepat transisi energi. Proyek ini meliputi pengembangan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di 13 lokasi di Indonesia, dengan total kapasitas 1.055 MW.

Edwin melanjutkan, untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power berkomitmen untuk melaksanakan program pengurangan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi demi masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia (IDX Carbon) merupakan salah satu buktinya. Selain itu, PLN Indonesia Power juga menjalankan program cofiring yang memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi di PLTU.

“PLTU Sintang berhasil menerapkan firing 100% biomassa secara kontinyu selama 24 jam, sementara 5 unit lainnya telah melakukan uji coba 100% dan 15 unit lainnya telah mengimplementasikan cofiring biomassa. PLN Indonesia Power juga sukses menguji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan akan melakukan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan, sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung Net Zero Emission pada 2060,” ujar Edwin.

Terkini