Sejarah 29 Tahun PLN Indonesia Power Dalam Melistriki Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 14:01:55 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) merayakan usia ke-29 tahun pada 3 Oktober 2024. Selama perjalanannya, Subholding Generation Company terbesar di Asia Tenggara ini telah melakukan berbagai terobosan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia dan kini terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju Net Zero Emission 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP memainkan peran penting dalam mendukung PT PLN (Persero) untuk menjadi Top 500 Global Company serta pilihan utama pelanggan dalam solusi energi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa PLN Indonesia Power telah mencapai tahap perusahaan yang berorientasi pada masa depan, yang terlihat dari langkah-langkah bisnis dan komitmen kuat untuk mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

“Di usia 29 tahun, PLN Indonesia Power telah berhasil bertransformasi dari perusahaan yang fokus pada masa lalu menjadi perusahaan yang menatap ke depan. Saya melihat satu per satu tantangan telah dihadapi, dan PLN Indonesia Power berhasil mengubah kekuatannya menjadi kekuatan masa depan,” ungkap Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menambahkan bahwa perjalanan hingga mencapai 29 tahun ini tidaklah mudah. PLN IP telah menjawab berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. PLN Indonesia Power juga telah mendeklarasikan langkah selanjutnya, yaitu Transformasi 2.0, setelah sukses dengan Transformasi 1.0 tahun ini.

“Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power berkembang menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dan terdepan, serta siap menghadapi tantangan dan perubahan lanskap secara global,” kata Edwin.

Menurut Edwin, PLN Indonesia Power telah menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadikannya sebagai Global Player Geothermal nomor dua di dunia dengan pengelolaan 1.107,5 MW energi panas bumi. Selain itu, PLN IP juga berhasil mengembangkan berbagai energi terbarukan dan energi hijau alternatif.

“Yang terbaru, akan segera hadir Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di atas Waduk Singkarak 50 MW, dan Saguling 60 MW yang bekerja sama dengan mitra global tier 1. Kami juga berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang, yang menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilir dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen di Senayan, Jakarta,” ujarnya.

“PLN Indonesia Power juga berhasil membangun pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng produsen Solar PV top tier. Ini adalah bentuk dukungan PLN IP terhadap program Accelerated Renewable Energy Development (ARED),” tambah Edwin.

Selain itu, kehadiran PLTU Suralaya 9-10 yang mengusung teknologi Ultra Selective Catalytic Production semakin memperkuat komitmen perusahaan dalam pengembangan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10 juga menjadi Pembangkit Hybrid pertama di Indonesia yang memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai energi primer.

Dalam mengakselerasi transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia sejak tahun 2023. Proyek ini mencakup pengembangan EBT di 13 lokasi di Indonesia dengan membangun 12 PLTS dan 1 PLTB dengan total kapasitas 1.055 MW, dilaksanakan secara bundling untuk mempercepat proses.

Edwin melanjutkan, untuk mendukung upaya transisi energi yang berkelanjutan, PLN Indonesia Power berkomitmen menjalankan program penurunan emisi karbon dan peningkatan efisiensi energi, demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Hal ini dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia (IDX Carbon). Korporasi juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi, memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU.

“PLTU Sintang berhasil menerapkan firing 100% biomassa secara kontinyu selama 24 jam. Lima unit lainnya sudah melakukan uji coba 100% dan 15 unit lainnya sudah menerapkan cofiring biomassa. Selain itu, PLN Indonesia Power juga sukses melakukan uji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan selanjutnya akan melakukan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan. Semua ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung Net Zero Emission 2060,” jelas Edwin.

Terkini