Melistriki Tanah Air PLN Indonesia Power Selama 29 Tahun Dengan Inovasi Berkelanjutan

Kamis, 10 Oktober 2024 | 13:51:01 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) merayakan usia ke-29 tahun pada 3 Oktober 2024. Dalam perjalanan panjangnya, Subholding Generation Company terbesar di Asia Tenggara ini telah melakukan berbagai terobosan untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia, sambil terus mengakselerasi transisi menuju energi hijau dan mencapai Net Zero Emission pada 2060. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP berkontribusi signifikan dalam mendukung PT PLN (Persero) untuk menjadi salah satu dari Top 500 Global Companies serta pilihan utama pelanggan untuk solusi energi.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa PLN Indonesia Power kini berada di tahap perusahaan berorientasi masa depan, terlihat dari strategi bisnis dan komitmen kuatnya dalam mengembangkan energi bersih di Tanah Air.

“Di usia 29 tahun, PLN Indonesia Power telah berhasil bertransformasi dari perusahaan yang melihat ke belakang menjadi perusahaan yang melihat ke depan. Saya melihat tantangan demi tantangan telah dihadapi, dan PLN Indonesia Power berhasil mengubah tantangannya menjadi kekuatan untuk masa depan,” jelas Darmawan.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menambahkan bahwa perjalanan hingga mencapai usia 29 tahun bukanlah hal yang mudah. PLN IP telah menjawab berbagai tantangan dalam memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air dan kini telah mendeklarasikan langkah selanjutnya, yaitu Transformasi 2.0 setelah berhasil dengan Transformasi 1.0 tahun ini.

“Seiring bertambahnya usia, kinerja PLN Indonesia Power semakin berkembang menjadi perusahaan yang lebih berkelanjutan dan terdepan, siap menghadapi tantangan serta perubahan dalam lanskap global,” kata Edwin.

Edwin menjelaskan bahwa PLN Indonesia Power telah berhasil menjawab tantangan Growth Moonshot dan menjadi pemain global dalam sektor energi panas bumi dengan mengelola 1.107,5 MW energi geotermal. Selain itu, PLN IP juga sukses mengembangkan berbagai energi terbarukan serta alternatif energi hijau.

“Yang terbaru, kami akan meluncurkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Singkarak 50 MW, dan Saguling 60 MW dengan menggandeng mitra global tier 1. Kami juga berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang, yang menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga hilir, termasuk Hydrogen Refueling Station yang berlokasi di Senayan, Jakarta,” ujarnya.

“PLN Indonesia Power juga berhasil membangun pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia dengan menggandeng Top Tier Solar PV Manufacture, sebagai dukungan terhadap program Accelerated Renewable Energy Development (ARED),” tambah Edwin.

Di sisi lain, hadirnya PLTU Suralaya 9-10 yang menggunakan teknologi Ultra Selective Catalytic Production semakin memperkuat komitmen korporasi dalam pengembangan pembangkit rendah karbon. PLTU Suralaya 9-10 yang juga merupakan Pembangkit Hybrid pertama di Indonesia memanfaatkan amonia hijau dan hidrogen hijau sebagai sumber energi utama.

Dalam upaya mempercepat transisi energi, PLN Indonesia Power telah menjalankan proyek Hijaunesia yang dimulai pada tahun 2023. Proyek ini mencakup pengembangan energi terbarukan di 13 lokasi dengan membangun 12 PLTS dan 1 PLTB, dengan total kapasitas 1.055 MW yang dilaksanakan secara bundling untuk mempercepat proses.

Edwin menegaskan bahwa PLN Indonesia Power berkomitmen untuk mendukung upaya transisi energi berkelanjutan, menjalankan program penurunan emisi karbon, dan peningkatan efisiensi energi demi mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Hal ini telah dibuktikan dengan penerbitan Sertifikat Penurunan Emisi perdana untuk PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia (IDX Carbon). Selain itu, korporasi juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai sumber energi utama di PLTU.

“PLTU Sintang berhasil menerapkan firing 100% biomassa selama 24 jam secara kontinyu. Lima unit lainnya sudah uji coba 100%, dan 15 unit lainnya sudah menerapkan cofiring biomassa. Selain itu, PLN Indonesia Power juga berhasil melakukan uji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan akan melanjutkan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan. Langkah ini diambil untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung Net Zero Emission 2060,” tutup Edwin.

Terkini