JAKARTA - Di tengah maraknya penggunaan gadget dan fenomena adiksi media sosial di kalangan anak-anak, Komunitas Penggerak Literasi Litbar tampil sebagai angin segar dengan misinya yang inovatif untuk mengajak anak-anak beraktivitas lebih produktif. Komunitas ini secara aktif mengadakan sekolah literasi, menuntun murid-murid sekolah dasar menulis cerita dan menerbitkan karya mereka dalam bentuk buku.
Pada Minggu pagi yang cerah, sebuah senyum lebar terukir di wajah anak-anak SDIT Bias Yaumi yang berkumpul merayakan peluncuran buku cerita hasil kerja keras mereka. Buku ini merupakan bukti nyata dedikasi komunitas Litbar dalam memfasilitasi perkembangan minat baca dan tulis di kalangan anak-anak sekaligus mengurangi ketergantungan pada gawai elektronik.
Litbar, berdiri di Kabupaten Pati, telah menjadikan aktivitas literasi sebagai alat ampuh untuk mencegah ketergantungan anak-anak pada gadget. Dengan tujuan yang mulia tersebut, kegiatan sekolah literasi anak-anak dilakukan selama masa liburan sekolah, dengan durasi sekitar sebulan. “Kemarin pada 2 Februari kita bersama-sama sudah meluncurkan buku *Petualangan dalam Kabut Misteri*. Ini karya yang dibuat bersama para siswa di SDIT Bias Yaumi,” ujar Yoyok, seorang perwakilan dari komunitas tersebut.
Program ini tidak hanya bertujuan mengisi waktu liburan anak-anak dengan kegiatan yang bermanfaat, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk belajar menyalurkan ide dan kreativitas dalam bentuk tulisan. Para peserta, bersama bimbingan komunitas, menulis total 8 cerita dengan jumlah halaman mencapai 81, yang kini telah dibukukan.
Salah satu misi utama program ini adalah mereduksi adiksi gawai di kalangan anak-anak, yang seringkali teralihkan waktunya dengan menonton video di platform seperti YouTube atau Instagram. “Jadi sangat positif untuk mengurangi adiksi gawai. Biasanya kalau tidak ada kegiatan, anak-anak cenderung main HP, menonton YouTube, atau melihat video di reels Instagram dan media sosial lainnya,” imbuh Yoyok dalam wawancaranya.
Kreativitas anak-anak ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, mulai dari orang tua hingga guru yang mengapresiasi inisiatif Litbar. Bagaimanapun, kegemaran dalam menulis dan membaca bisa menjadi bekal penting bagi anak-anak di masa depan, dan program demikian diharapkan bisa tumbuh subur bukan hanya di Pati, tetapi juga bisa menginspirasi komunitas lainnya di berbagai daerah.
Inisiatif komunitas Litbar ini membuktikan bahwa upaya konkret dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari penggunaan gawai yang berlebihan, menuju kegiatan yang lebih produktif dan mendidik. Melalui literasi, mereka tidak hanya belajar menulis tetapi juga mengasah imajinasi dan kemampuan analitis sejak dini.
Dengan demikian, aksi nyata yang ditunjukkan Litbar ini menjadi salah satu contoh keberhasilan gerakan literasi di Indonesia. Inisiatif semacam ini diharapkan dapat memperkuat kegiatan literasi di tanah air dan menginspirasi lebih banyak komunitas untuk melakukan hal serupa.
Litbar berharap ke depan semakin banyak anak-anak yang bisa terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat seperti ini. Mengasah bakat sekaligus mendidik karakter generasi muda yang cakap dan siap menghadapi tantangan dunia tanpa tergantung pada gadget dan teknologi semata. Dengan demikian, keberhasilan kegiatan literasi ini menjadi tonggak penting bagi upaya pengembangan potensi anak di Pati dan sekitarnya.