JAKARTA - Di tengah persaingan industri nikel global yang semakin ketat, PT Vale Indonesia Tbk membuktikan ketangguhannya. Perusahaan tambang nikel ini menutup kuartal kedua 2025 dengan pencapaian positif, mulai dari kenaikan produksi hingga pendapatan yang menguat. Kinerja ini menjadi sinyal kuat bahwa strategi pemeliharaan dan efisiensi yang dijalankan perusahaan mulai membuahkan hasil nyata.
Produksi dan Penjualan Mengalami Lonjakan
Sepanjang kuartal II 2025, produksi nikel matte PT Vale mencapai 18.557 metrik ton. Angka ini naik 9% dibandingkan kuartal sebelumnya dan melesat 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini mencerminkan keberlanjutan operasional yang solid dan konsistensi dalam memenuhi target produksi.
“Ini adalah buah dari pemeliharaan yang kita rencanakan, bukan sekedar perbaikan, tetapi perwujudan dari kedisiplinan dan dedikasi,” ujar Abu Ashar, Wakil Presiden Direktur dan COO PT Vale.
Pengiriman nikel matte juga mengalami peningkatan menjadi 18.023 ton. Rata-rata harga jual naik dari US$11.932 menjadi US$12.091 per ton, mendorong pendapatan perusahaan naik 7% menjadi US$220,2 juta dibandingkan kuartal sebelumnya.
Meski demikian, keputusan mempercepat jadwal pemeliharaan sekitar 20 hari berdampak pada efisiensi operasional. Kendati demikian, PT Vale tetap membukukan EBITDA sebesar US$40 juta dan laba bersih US$3,5 juta, yang menunjukkan kemampuan perusahaan menjaga kinerja di tengah tantangan.
Efisiensi Energi dan Proyek Strategis
Kebutuhan bahan bakar menjadi faktor penting dalam operasional PT Vale. Pada kuartal II 2025, konsumsi HSFO tercatat 380.751 barel dengan harga rata-rata turun 1% menjadi US$83,42 per barel. Konsumsi diesel sebesar 16.919 KL mengalami kenaikan harga 8%, sedangkan batubara yang digunakan mencapai 127.291 ton dengan harga rata-rata turun 19% menjadi US$131,55 per ton. Penurunan harga batubara menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan, sejalan dengan strategi pengadaan massal yang efektif.
Selain itu, perusahaan mendapatkan revisi RKAB untuk menambang bijih saprolit sebanyak 2,2 juta ton dari Blok Bahodopi. Proyek ini diharapkan menjadi salah satu pilar penting pengembangan nikel hijau nasional.
"Kami bersiap dengan baseline yang lebih kuat pada paruh kedua tahun ini," kata Rizky Putra, CFO PT Vale. Ia menambahkan, perusahaan juga telah menyepakati formula harga jual nikel matte baru dengan pelanggan, yang berpotensi memperkuat pendapatan di masa mendatang.
Komitmen Lingkungan dan Keberlanjutan
Sejak berdiri pada 1968 dan menjadi bagian dari Vale SA, PT Vale mengusung misi pertambangan yang bertanggung jawab. Melalui program Energi Bersih untuk Kehidupan, perusahaan menargetkan pencapaian emisi nol bersih pada 2050. Selain itu, PT Vale aktif menjalankan program pendidikan, kehutanan sosial, dan restorasi lahan pascatambang sebagai wujud tanggung jawab sosial.
Hingga Juni 2025, kas dan setara kas perusahaan tercatat US$506,7 juta, menurun akibat belanja modal sebesar US$96,4 juta. Meski demikian, strategi pembiayaan tetap dijalankan secara hati-hati untuk menjaga stabilitas keuangan.
PT Vale menegaskan bahwa fokus mereka bukan sekadar menggali sumber daya alam, melainkan juga membangun masa depan yang berkelanjutan. Dari Sorowako hingga Bahodopi, perusahaan terus menempa nikel dan menanam kepercayaan, berupaya menjadi bagian dari solusi untuk mewujudkan dunia yang lebih hijau.