JAKARTA - Upaya global menuju energi bersih semakin diperkuat dengan strategi pembiayaan hijau yang dijalankan Masdar, perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab. Melalui penerbitan obligasi hijau sepanjang 2023–2024, Masdar berhasil menyalurkan pendanaan besar yang tidak hanya menopang pertumbuhan proyek energi terbarukan, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap pengurangan emisi karbon.
Dalam laporan bertajuk 2024 Green Finance Report, perusahaan mencatat telah menyalurkan dana senilai US$1,68 miliar atau sekitar Rp27,36 triliun (asumsi kurs Rp16.242 per dolar AS) sepanjang 2024. Dana tersebut berasal dari penerbitan obligasi hijau yang kemudian disalurkan ke proyek energi surya, pembangkit tenaga angin, hingga penyimpanan energi di berbagai negara.
Investasi Besar di Proyek Energi Bersih
Masdar memfokuskan alokasi pendanaannya pada sektor-sektor strategis yang diyakini mampu mempercepat transisi energi global. Dari total dana, sekitar US$1,13 miliar dialokasikan untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 8,23 gigawatt (GW). Selain itu, investasi sebesar US$260,87 juta diarahkan pada pembangunan pembangkit tenaga angin lepas pantai berkapasitas 650 megawatt (MW).
Tidak berhenti di sana, Masdar juga mengucurkan US$184,84 juta untuk proyek tenaga angin darat dengan kapasitas 476 MW, serta US$106,62 juta bagi proyek penyimpanan energi sebesar 484 MW. Proyek-proyek tersebut tersebar di berbagai negara, mulai dari UEA, Arab Saudi, Amerika Serikat, Jerman, Inggris Raya, Uzbekistan, Azerbaijan, hingga Serbia.
Keberadaan proyek ini tidak hanya menambah kapasitas energi terbarukan, melainkan juga menghadirkan dampak lingkungan yang signifikan. Setiap investasi senilai US$1 juta melalui obligasi hijau Masdar disebut mampu mengurangi sekitar 3.700 ton emisi CO? per tahun. Total emisi yang berhasil dihindari dari program ini mencapai lebih dari 6,28 juta ton CO? per tahun.
Dampak ESG dan Kepercayaan Investor
Menurut Mazin Khan, Chief Financial Officer Masdar, strategi pembiayaan hijau yang dijalankan perusahaan berlandaskan pada disiplin alokasi modal, integrasi faktor ESG yang kuat, serta pelaporan yang transparan.
“Kami bangga menyalurkan dana obligasi ke proyek-proyek greenfield dengan kriteria ketat, mendorong kemajuan energi bersih sekaligus menjaga efisiensi finansial dan kepercayaan investor,” ungkapnya.
Konsistensi penerapan prinsip keberlanjutan itu terbukti mendapat pengakuan dari lembaga internasional. Setelah Masdar melakukan revisi Green Finance Framework pada Maret 2025 untuk memperluas cakupan pendanaan ke hidrogen hijau dan sistem penyimpanan energi baterai mandiri, lembaga pemeringkat Moody’s kembali menegaskan skor Sustainability Quality Masdar di level SQS1 (Excellent). Kerangka kerja tersebut juga telah diverifikasi sesuai dengan praktik internasional, termasuk ICMA Green Bond Principles dan Green Loan Principles.
Antusiasme Tinggi pada Penerbitan Obligasi
Kepercayaan investor terhadap program pembiayaan hijau Masdar tercermin dari respons pasar. Pada Mei 2025, perusahaan kembali menerbitkan obligasi hijau senilai US$1 miliar dengan permintaan yang membludak, mencatat tingkat oversubscription hingga 6,6 kali lipat.
Alokasi akhir obligasi tersebut terbagi dengan porsi 85% untuk investor internasional dan 15% untuk investor di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan penerbitan terbaru ini, total dana yang dihimpun sejak program obligasi hijau dimulai pada 2023 telah mencapai US$2,75 miliar.
Selain obligasi hijau, Masdar juga menjalankan skema pembiayaan lain pada 2024 berupa non-recourse financing senilai US$6 miliar. Skema tersebut digunakan untuk mengembangkan kapasitas energi bersih sebesar 11 GW di 12 proyek yang tersebar di sembilan negara.
Transisi Energi dan Masa Depan
Langkah agresif Masdar dalam memanfaatkan pembiayaan hijau menegaskan peran penting perusahaan dalam transisi energi global. Dengan fokus pada proyek energi terbarukan dan teknologi penyimpanan, Masdar berupaya mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil sekaligus memberikan alternatif energi yang berkelanjutan.
Ke depan, strategi ini diyakini mampu memperkuat posisi Masdar sebagai salah satu pemain utama energi bersih dunia. Penerapan prinsip ESG yang ketat dan transparansi dalam pelaporan akan menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan investor serta memperluas jangkauan proyek ke berbagai wilayah.
Dengan rekam jejak yang telah ditorehkan, Masdar menunjukkan bahwa pembiayaan hijau bukan hanya instrumen keuangan, melainkan juga sarana efektif dalam mendorong perubahan nyata menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.