Indonesia dan AS Perkuat Kerja Sama Energi Laut

Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:33:24 WIB
Indonesia dan AS Perkuat Kerja Sama Energi Laut

JAKARTA - Indonesia terus memantapkan langkahnya dalam pengembangan energi terbarukan berbasis kelautan. Hal ini ditegaskan oleh Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS), Dwisuryo Indroyono Soesilo, yang menilai potensi energi laut di Indonesia sangat besar, terutama dari sumber energi gelombang, arus, dan pasang surut.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi laut yang mencakup energi gelombang, energi arus, dan energi pasang surut, terutama energi arus laut,” kata Indroyono saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Diketahui, potensi energi arus laut Indonesia diperkirakan mencapai 63 GW. Namun, potensi besar tersebut hingga kini masih belum dimanfaatkan secara komersial. Karena itu, pemerintah menargetkan pemanfaatan awal sebesar 40 MW pada tahun 2028, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Untuk merealisasikan target tersebut, Kementerian ESDM bersama University of Maryland, AS, telah melakukan studi kelayakan. Dari hasil kajian itu, ditetapkan bahwa proyek percontohan energi arus laut akan dibangun di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dua wilayah dengan arus laut yang paling kuat di Indonesia.

Kolaborasi untuk Transisi Energi dan Penguatan SDM

Menurut Indroyono, kerja sama antara Indonesia dan AS tidak hanya berhenti pada pengembangan energi bersih, melainkan juga menyentuh aspek sumber daya manusia (SDM). Pendidikan dan riset, khususnya di bidang Sains, Teknologi, Teknik (Engineering), dan Matematika (STEM), menjadi perhatian penting dalam kolaborasi tersebut.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya penguatan kapasitas SDM di bidang STEM untuk mendukung pembangunan energi bersih nasional. Indroyono menambahkan, tenaga ahli Indonesia harus dilibatkan sejak tahap awal pembangunan proyek energi agar transfer pengetahuan dan keterampilan bisa terjadi secara optimal.

Selain itu, kerja sama ini juga menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk memenuhi target penurunan emisi karbon sebesar 42 persen pada 2030. Dukungan mitra internasional, termasuk melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP), akan membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut. Kerangka kerja sama ini juga menjadi bagian dari Kemitraan Strategis Komprehensif antara Indonesia dan AS.

Profil Singkat Duta Besar Indroyono

Dwisuryo Indroyono Soesilo sendiri baru dilantik sebagai Dubes RI untuk AS oleh Presiden Prabowo Subianto pada 25 Agustus 2025. Sosok yang akrab disapa Indroyono ini memiliki latar belakang akademis yang kuat. Ia adalah lulusan Teknik Geologi ITB (1979), melanjutkan pendidikan magister di bidang Remote Sensing di University of Michigan (1981), serta meraih gelar doktor dalam Geologic Remote Sensing dari University of Iowa (1987).

Karier Indroyono cukup panjang dan beragam. Pada 2012, ia dipercaya menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur di Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), sebuah posisi strategis yang menjadikannya salah satu orang Indonesia dengan jabatan tinggi di lembaga internasional.

Selanjutnya, ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI pada periode 27 Oktober 2014 hingga 12 Agustus 2015. Pengalaman panjangnya di sektor kelautan dan energi menjadikannya sosok yang tepat untuk memperkuat diplomasi energi terbarukan Indonesia di kancah internasional, khususnya dengan Amerika Serikat.

Dengan potensi besar energi laut yang dimiliki, dukungan riset bersama, serta penguatan SDM, Indonesia berpeluang besar menjadikan energi arus laut sebagai salah satu tulang punggung transisi energi bersih. Kerja sama strategis dengan AS diharapkan menjadi langkah penting menuju masa depan energi berkelanjutan.

Terkini