PTPP Capai 89,9 Persen, Bendungan Way Apu Siap Operasional Cepat

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 11:15:30 WIB
PTPP Capai 89,9 Persen, Bendungan Way Apu Siap Operasional Cepat

JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk mengumumkan proyek Bendungan Way Apu Paket 1 di Kabupaten Buru, Maluku, telah mencapai 89,9 persen per 12 Oktober 2025. Proyek senilai Rp 1,11 triliun ini telah berjalan sejak 2017 dan menunjukkan kemajuan signifikan.

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyatakan, “Ini bukan hanya proyek konstruksi, tetapi simbol pemerataan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Maluku.” Pernyataan ini menegaskan bahwa proyek ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas.

Bendungan Way Apu menjadi salah satu proyek multifungsi yang penting bagi Pulau Buru. Selain irigasi seluas 10.562 hektare, bendungan ini juga menyuplai air baku sebesar 550 liter/detik untuk kebutuhan masyarakat.

Selain itu, bendungan didesain untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 8 MW. Di sekitarnya juga terdapat kemungkinan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 41 MW yang dapat mendukung energi terbarukan lokal.

Pembangunan Bendungan Way Apu menunjukkan kemampuan bangsa membangun infrastruktur kompleks di wilayah terpencil. Hal ini juga sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah yang menekankan pemerataan pembangunan dan ketahanan sumber daya air nasional.

Joko menambahkan bahwa bendungan ini juga akan mereduksi risiko banjir hingga 60 persen. Luasan area terdampak banjir akan berkurang dari 1.963 hektare menjadi 786 hektare, sehingga memberikan perlindungan lebih baik bagi masyarakat dan lahan produktif.

Manfaat Sosial dan Ekonomi

Bendungan Way Apu bukan hanya untuk irigasi dan air baku, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kawasan sekitarnya direncanakan menjadi area konservasi dan wisata air yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi lokal.

Keberadaan bendungan akan berdampak langsung bagi sektor pertanian dan perikanan di Pulau Buru. Petani dan nelayan dapat mengandalkan suplai air yang stabil untuk mendukung produktivitas dan kualitas hasil produksi.

Selain itu, bendungan berperan dalam ketahanan pangan nasional. Ketersediaan irigasi dan air baku mendukung produksi pangan serta memperkuat sistem distribusi lokal.

Sektor energi juga mendapat manfaat dari proyek ini. Dengan potensi PLTA dan kemungkinan PLTS, bendungan menjadi sumber energi terbarukan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Keberadaan Bendungan Way Apu mencerminkan prinsip pemerataan pembangunan di wilayah kepulauan Timur Indonesia. Infrastruktur ini tidak hanya memfasilitasi kebutuhan dasar, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.

Kunjungan Wakil Presiden dan Dukungan Pemerintah

Pada 14 Oktober 2025, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau langsung lokasi pembangunan Bendungan Way Apu. Kunjungan ini bagian dari rangkaian kerja tiga hari di Maluku untuk memantau proyek strategis di wilayah tersebut.

Gibran menerima paparan langsung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan meninjau titik-titik pekerjaan di lapangan. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap progres proyek infrastruktur penting di kawasan Timur Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden menekankan pentingnya penyelesaian proyek tepat waktu. Ia menyatakan, “Bendungan Way Apu agar selesai tepat waktu dan segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, serta mendukung ketahanan pangan dan energi nasional.”

Kehadiran pejabat tinggi negara di lokasi pembangunan memberikan dorongan moral bagi tim proyek. Hal ini juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung infrastruktur strategis yang berdampak langsung pada masyarakat.

Pemerintah menyoroti manfaat jangka panjang bendungan dalam mendukung ketahanan sumber daya air, energi, dan ekonomi rakyat. Dengan penyelesaian yang tepat waktu, bendungan akan menjadi simbol keberhasilan pembangunan di wilayah kepulauan.

Infrastruktur Strategis untuk Masa Depan

Bendungan Way Apu memiliki fungsi multifungsi yang meliputi irigasi, penyediaan air baku, energi, dan pengurangan risiko bencana. Fasilitas ini menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Dengan kapasitas irigasi 10.562 hektare, bendungan ini mampu mendukung pertanian skala besar di Pulau Buru. Ketersediaan air baku sebesar 550 liter/detik menjamin kebutuhan rumah tangga dan industri lokal terpenuhi.

Potensi energi yang ada, yaitu PLTA 8 MW dan kemungkinan PLTS 41 MW, menandai langkah maju dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Energi terbarukan ini mendukung program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain itu, pengurangan risiko banjir hingga 60 persen memberikan dampak positif bagi keamanan dan produktivitas masyarakat. Wilayah terdampak banjir yang berkurang membantu masyarakat menjaga hasil panen dan aset mereka.

Bendungan juga diharapkan menjadi kawasan konservasi dan wisata air yang menarik. Aktivitas ekonomi baru dapat muncul dari sektor pariwisata yang dikombinasikan dengan ekowisata lokal.

Keberadaan Bendungan Way Apu menunjukkan bahwa pembangunan di daerah terpencil tetap menjadi prioritas nasional. Infrastruktur ini menjadi contoh keberhasilan integrasi antara pembangunan fisik, ekonomi, dan sosial.

Selain manfaat langsung bagi masyarakat, bendungan menjadi simbol ketahanan nasional. Pengelolaan air, energi, dan perlindungan lingkungan tercapai dalam satu proyek multifungsi yang kompleks.

Penyelesaian proyek ini diharapkan selesai sesuai target, sehingga manfaat bagi masyarakat dapat segera dirasakan. Dengan progres 89,9 persen per 12 Oktober 2025, bendungan diperkirakan siap operasional dalam waktu dekat.

Bendungan Way Apu juga memperlihatkan kemampuan PT PP (Persero) Tbk dalam mengeksekusi proyek besar dan strategis. Keberhasilan ini menjadi bukti kompetensi nasional dalam membangun infrastruktur modern di daerah terpencil.

Dengan semua manfaat yang ada, proyek ini memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan. Infrastruktur multifungsi ini mendukung ketahanan pangan, energi, air, dan ekonomi masyarakat Maluku sekaligus menjadi ikon pembangunan di timur Indonesia.

Terkini