Senin, 14 Oktober 2024

PLN Indonesia Power Bersinergi dengan PGE untuk Optimalkan Panas Bumi Nasional

PLN Indonesia Power Bersinergi dengan PGE untuk Optimalkan Panas Bumi Nasional

Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersinergi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), meliputi Ulubelu Binary Unit dengan kapasitas 30 MW dan Lahendong Binary Unit sebesar 15 MW. Kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen BUMN dalam memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission pada tahun 2060.

Kerjasama tersebut diresmikan melalui penandatanganan Consortium Agreement antara PLN Indonesia Power dan Pertamina Geothermal Energy, yang dilaksanakan pada Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. Acara ini turut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 40 persen dari total potensi global atau sekitar 24 ribu MW. Oleh karena itu, pengembangan energi panas bumi harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik rendah emisi dan mewujudkan ekonomi hijau.

Baca Juga

Menteri Investasi: Proses Perizinan Masih Jadi Tantangan Utama bagi Investor di Indonesia

"Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting dalam membangun ekonomi hijau, mengembangkan industri hijau, dan melakukan transisi menuju energi hijau. Ini adalah komitmen yang terus kami perjuangkan," ujar Presiden Joko Widodo.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menambahkan bahwa saat ini kapasitas listrik Indonesia mencapai 93 GW, di mana sekitar 15 persen atau 13,7 GW berasal dari energi baru terbarukan. Energi panas bumi menjadi instrumen penting dalam meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.

"Kapasitas pembangkit panas bumi di Indonesia saat ini mencapai 2,6 GW, terbesar kedua di dunia, dan dalam 10 tahun terakhir telah tumbuh dua kali lipat," kata Bahlil.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyatakan bahwa berdasarkan potensi tersebut, pembangkit panas bumi menjadi andalan dalam pengembangan EBT. Oleh karena itu, PLN IP menggandeng Pertamina Geothermal Energy dalam pengembangan PLTP Cogeneration (Binary Unit) di wilayah kerja panas bumi Pertamina, dengan potensi mencapai 230 MW.

"Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia," ujar Edwin.

Proyek ini mencakup pengembangan PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW, yang menjadi bagian dari percepatan transisi energi nasional dan mendukung National Determined Contribution (NDC) serta program Net Zero Emission.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Jufli Hadi menambahkan bahwa kerja sama antara PGE dan PLN IP merupakan contoh konkret dari kolaborasi untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi.

"Kolaborasi ini adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan panas bumi. Kerja sama ini bukan hanya untuk kedua perusahaan, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi Indonesia dan dunia," kata Jufli.

Redaksi

Redaksi

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Menteri Investasi: Proses Perizinan Masih Jadi Tantangan Utama bagi Investor di Indonesia

Menteri Investasi: Proses Perizinan Masih Jadi Tantangan Utama bagi Investor di Indonesia

Penghargaan internasional bukti inovasi transisi energi PLN Indonesia Power

Penghargaan internasional bukti inovasi transisi energi PLN Indonesia Power

PLN Indonesia Power akselerasi transisi energi diakui dunia

PLN Indonesia Power akselerasi transisi energi diakui dunia

Indonesia Usulkan Tarif 200 Persen untuk Produk Impor China

Indonesia Usulkan Tarif 200 Persen untuk Produk Impor China

Akhir Era Mobil Bensin: Peneliti Korea Selatan Kembangkan Baterai Revolusioner untuk Mobil Listrik

Akhir Era Mobil Bensin: Peneliti Korea Selatan Kembangkan Baterai Revolusioner untuk Mobil Listrik