Susun Enhanced NDC, Pemerintah Perkuat Target Capaian Net Zero Emission
- Selasa, 12 November 2024
Jakarta – Pemerintah terus berupaya mempercepat transisi energi bersih untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060, termasuk melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang semakin luas.
Komitmen untuk mencapai energi bersih menuju NZE pada 2060 ini diwujudkan melalui perhelatan Electricity Connect 2024 yang diselenggarakan PT PLN (Persero) bersama Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI). Mengambil tema ‘Go Beyond Power Energizing The Future’ acara ini diharapkan dapat memperkuat target capaian NZE,
Ketua Panitia Electricity Connect 2024 Arsyadanny G Akmalaputri mengatakan, event ini akan menampilkan berbagai teknologi maupun inovasi yang dapat membantu pemerintah dalam mendukung upaya akselerasi transisi energi bersih melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Baca JugaElectricity Connect 2024 Resmi Ditutup, Sukses Gaet 15 Ribu Pengunjung
“EC (Electricity Connect) tahun ini merupakan gabungan acara yang akan menyajikan pameran digitalisasi sistem kelistrikan, digitalisasi peralatan listrik rumah tangga dengan IoT, future office, future EV Ecosystem, dan inovasi teknologi yang lain, yang tentunya akan memberikan wawasan bagi generasi muda dan profesional di industri tentang bagaimana masa depan ketenagalistrikan berkembang, seiring dengan tren energi terbarukan dan teknologi digital,” kata Arsyadanny, dalam keterangannya.
Komitmen itu sejalan dengan program pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan menyusun rencana aksi iklim nasional sebagai tindak lanjut Perjanjian Paris.
Kepala Balai Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris Yahya mengatakan bahwa saat ini Indonesia telah menyusun Nationally Determined Contribution (NDC), sebuah dokumen yang berisikan komitmen negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan iklim global.
Dokumen ini disampaikan kepada dunia melalui United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). NDC harus diperbarui setiap lima tahun dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca yang semakin tinggi.
“Indonesia sudah menyusun NDC, bahkan kita sudah mengupdate NDC kita itu menjadi Enhanced NDC. Target emisinya lebih diperkuat lagi, kalau tadinya di sektor energi, kita hanya menargetkan 314 juta ton CO2 equivalent kita turunkan pada 2030, sekarang (targetnya) naik 358 juta ton,” kata Harris Yahya, dalam Seminar bertajuk ‘Memperkuat Keamanan Kendaraan Sebagai Upaya Mendorong Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik’ di kanal YouTube Warta Ekonomi, Selasa (12/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa upaya ini dapat dicapai melalui beberapa pendekatan. Pertama, melalui peralihan dari penggunaan bahan bakar fosil menjadi energi hijau yakni listrik.
“Di sisi hulu energi yaitu listriknya itu diupayakan agar lebih green, sehingga emisinya yang tadinya itu dihasilkan dari pembakaran energi fosil, perlahan akan kita kurangi, sehingga menjadi lebih green,” jelas Harris.
Selanjutnya, pendekatan yang dapat dilakukan adalah melalui perubahan penggunaan dari sisi konsumen, dalam hal ini sosialisasi di berbagai sektor untuk menggencarkan penggunaan energi hijau.
“Yang kedua, di sisi demandnya yang selama ini menggunakan energi itu, ada sektor rumah tangga, ada sektor industri, ada sektor komersial dan ada sektor transportasi,” papar Harris.
Sektor transportasi juga akan mendapatkan perhatian khusus dalam komitmen transisi energi bersih ini. Sebab, selama ini konsumsi bahan bakar di Indonesia masih didominasi bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui dan mengancam keamanan negara, sehingga perlu komitmen khusus untuk mengalihkan ke penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Menurutnya, penggunaan energi yang mayoritas masih berasal dari bahan bakar fosil ini tidak hanya dapat mengancam keamanan energi nasional, namun juga mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.
“Betapa rentannya keamanan energi kita, khususnya untuk di minyak, karena jika itu terganggu, tentu juga ekonomi kita akan terganggu secara signifikan,” tutur Harris.
Untuk itu, pemerintah saat ini terus mendorong komitmennya terkait kebijakan penggunaan kendaraan listrik untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai salah satu langkah menuju transisi energi bersih.
Upaya itu diwujudkan salah satunya melalui acara Electricity Connect 2024 bertajuk ‘Go Beyond Power Energizing The Future’. Acara ini digelar untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat transisi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Sebagai informasi, Electricity Connect 2024 yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada 20-22 November mendatang ini akan dihadiri lebih dari 500 exhibitor dan 15.000 pengunjung dari berbagai profesi yang tentunya berfokus pada bidang ketenagalistrikan.
Event ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan dan pelaku industri ketenagalistrikan, tidak hanya untuk bertukar informasi mengenai teknologi energi bersih saja, namun juga berbagi wawasan mengenai smart grid hingga target NZE. Acara ini juga akan jadi wadah untuk memperkuat kolaborasi global dalam mencapai transisi energi menuju NZE pada 2060.
Redaksi
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia Lewat Inovasi NamoAuthor
- Selasa, 19 November 2024
Sarana Menara Nusantara Tandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon
- Kamis, 14 November 2024
Berita Lainnya
MKI Dorong Akselerasi Transisi Energi Lewat Kolaborasi dan Forum Diskusi
- Jumat, 22 November 2024
PLN Siapkan Strategi Jitu Tarik Investor Hijau Demi Dorong Transisi Energi Berkelanjutan
- Jumat, 22 November 2024
Strategi PLN Akselerasi Transisi Energi: Gaya Manajemen Adaptif dan Adopsi Teknologi
- Jumat, 22 November 2024
Kementerian ESDM Sebut Green Sukuk Solusi Terbaik Pembiayaan Proyek Hijau
- Jumat, 22 November 2024