Rabu, 22 Oktober 2025

Indonesia Setop Impor Sapi dari Australia

Indonesia Setop Impor Sapi dari Australia

JAKARTA - Pemerintah Indonesia, melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan), telah memutuskan untuk melakukan penangguhan sementara terhadap impor sapi dari Australia.

Keputusan ini berkaitan dengan temuan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada 13 ekor sapi yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pertengahan Juli 2023. Penangguhan impor tersebut diberlakukan secara khusus terhadap empat peternakan di Australia yang diduga memiliki kasus LSD.

Kepala Barantan, Bambang, mengungkapkan bahwa penangguhan impor ini akan berlaku selama 60 hari sejak Barantan mengirim surat kepada otoritas Australia pada tanggal 12 Juli 2023. Selama periode ini, baik pihak Australia maupun Indonesia akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan penyebab dan sumber pasti kasus LSD pada 13 ekor sapi impor Australia.

Baca Juga

Pemerintah Pertahankan Tarif Listrik PLN Triwulan IV 2025 Demi Stabilitas

"Jika hasil penyelidikan menunjukkan hasil negatif, maka impor akan dilanjutkan. Namun, jika hasilnya positif, kami akan menghentikan impor tersebut," kata Bambang, Selasa (1/8/2023)

Saat ini, terdapat 60 peternakan di Australia yang telah mendapatkan izin untuk mengekspor sapi ke Indonesia. Dengan penangguhan impor dari empat peternakan yang diduga terindikasi LSD, masih ada 54 peternakan di Australia yang diperbolehkan untuk mengirimkan sapi mereka ke Indonesia.

Meskipun belum ada bukti pasti, Bambang memiliki keyakinan bahwa risiko terkait LSD mungkin berasal dari Australia. Hal ini disebabkan oleh perjalanan lebih singkat yang ditempuh oleh sapi Australia menuju Indonesia dibandingkan dengan masa inkubasi penyakit LSD.

Sapi Australia biasanya memerlukan waktu paling lama sekitar 7 hari untuk mencapai Indonesia melalui angkutan laut, sementara masa inkubasi virus LSD berkisar antara 7 hingga 28 hari. Virus LSD dapat menyebar melalui vektor serangga seperti nyamuk dan lalat.

Oleh karena itu, Bambang menyarankan agar Australia sebaiknya tidak menutup diri dan harus mengakui bahwa kemungkinan adanya penyakit LSD di empat peternakan tersebut. Bambang percaya bahwa potensi kemungkinan penyakit LSD berasal dari sana sangat mungkin terjadi.

Redaksi

Redaksi

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Sumur GNK-103 Gunung Kemala Sukses Reaktif, Produksi Minyak Meningkat Signifikan

Sumur GNK-103 Gunung Kemala Sukses Reaktif, Produksi Minyak Meningkat Signifikan

Program Mekaar Home PNM Dukung Perempuan Prasejahtera Miliki Rumah Layak

Program Mekaar Home PNM Dukung Perempuan Prasejahtera Miliki Rumah Layak

Unilever Indonesia: Antara Komitmen Lingkungan dan Tantangan Praktik Berkelanjutan

Unilever Indonesia: Antara Komitmen Lingkungan dan Tantangan Praktik Berkelanjutan

5 Pilihan Rumah Murah Wonosobo Mulai Rp150 Jutaan untuk Keluarga Muda

5 Pilihan Rumah Murah Wonosobo Mulai Rp150 Jutaan untuk Keluarga Muda

6 Perumahan Terbaik di Cikupa dengan Harga Terjangkau Rp675 Juta–Rp2 Miliar

6 Perumahan Terbaik di Cikupa dengan Harga Terjangkau Rp675 Juta–Rp2 Miliar