Proyek Energi Panas Bumi Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim Hampir Rampung, Capai 93,49 Persen

Proyek Energi Panas Bumi Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim Hampir Rampung, Capai 93,49 Persen

JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), atau yang lebih dikenal sebagai PGE, mengumumkan bahwa progres pembangunan proyek energi panas bumi berkapasitas 55 Mega Watt (MW) di Lumut Balai Unit 2, Muara Enim, Sumatera Selatan, telah mencapai 93,49 persen. Proyek ini menjadi langkah penting PGE dalam upayanya memperkuat kapasitas energi terbarukan di Indonesia.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, mengungkapkan bahwa perkembangan proyek tersebut sudah mencatat kemajuan yang signifikan, meski masih ada beberapa aspek yang memerlukan penyelesaian akhir. "Progres proyek Lumut Balai Unit 2 kini telah mencapai 93,49 persen, dengan beberapa aspek yang masih perlu dirampungkan seperti dokumen teknik dan pengadaan peralatan,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara.

Proyek Lumut Balai Unit 2 adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan kapasitas terpasang energi panas bumi di Tanah Air. Proyek ini diharapkan dapat mendekatkan PGE pada target ambisius mereka, yakni mencapai kapasitas terpasang sebesar 1 Giga Watt (GW).

“Dengan tambahan 55 MW, kami semakin dekat dengan target 1 GW, yang akan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional,” tambah Julfi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil energi terbarukan terbesar di dunia.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada pengembangan energi geothermal, PGE menerapkan standar tertinggi dalam aspek keselamatan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan atau disebut Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). Achmad Sri Fadli, Project Manager PGE untuk proyek ini, menekankan komitmen perusahaan terhadap aspek HSSE sebagai bagian penting dalam pelaksanaan proyek. “Keselamatan adalah tanggung jawab bersama, dan setiap individu, baik Perwira maupun kontraktor, harus memastikan seluruh aspek HSSE dijalankan sesuai dengan pedoman yang berlaku,” tegas Achmad.

Pengembangan proyek Lumut Balai Unit 2 tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas energi, tetapi juga pada efisiensi operasional dan dampak lingkungan yang minimal. Langkah ini mencerminkan dedikasi PGE terhadap keberlanjutan dan kontribusinya dalam pengurangan emisi karbon di Indonesia. Ini merupakan bagian dari strategi dekarbonisasi nasional yang secara konsisten didorong oleh pemerintah.

Penggunaan teknologi canggih dalam proyek ini diharapkan dapat menjamin operasi yang efisien dan aman, mengurangi dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar, dan mencapai keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan energi dan kelestarian lingkungan. Hal ini juga menjadi bagian dari peran PGE dalam transisi energi nasional, dengan menjadikan energi panas bumi sebagai tulang punggung ketahanan energi Indonesia.

Proyek Lumut Balai Unit 2 bukan hanya investasi dalam energi terbarukan, tetapi juga upaya nyata untuk mencapai tujuan negara dalam meningkatkan penggunaan energi yang berkelanjutan. Komitmen PGE ini diharapkan dapat merangsang lebih banyak investasi dalam sektor energi terbarukan di Indonesia serta mendukung transisi energi yang berkelanjutan.

Melalui upaya ini, PGE berharap dapat memberikan solusi terbaik yang tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan dan pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat luas yang akan merasakan manfaat dari pasokan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Perkembangan ini sekaligus menegaskan posisi PGE sebagai pelopor dan pemimpin dalam industri energi geothermal di Indonesia.