Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Mengasah Kreativitas Melalui Ujian Praktik di SMP Negeri 3 Malang

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Mengasah Kreativitas Melalui Ujian Praktik di SMP Negeri 3 Malang

JAKARTA - Dalam beberapa hari terakhir, suasana di SMP Negeri 3 Malang terasa berbeda dari biasanya. Seluruh siswa kelas sembilan tampak sibuk berkumpul dengan kelompok masing-masing di depan ruang kelas mereka. Mereka sedang tenggelam dalam persiapan ujian praktik yang unik dan inspiratif, di mana mereka berkesempatan untuk mengasah kreativitas dan keterampilan psikomotorik melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Pada tanggal 10 Februari 2023, SMP Negeri 3 Malang melaksanakan ujian praktik yang melibatkan sekitar 270 siswa dari sembilan kelas. Program ini dirancang tidak hanya untuk menilai kemampuan akademik, tetapi juga untuk mengukur mutu dan pencapaian keterampilan yang lebih luas. Kali ini, ujian praktik di sekolah tersebut melibatkan seluruh mata pelajaran dengan durasi 120 menit per mata pelajaran.

Menurut Ibu Yuliana, salah satu guru pengampu di sekolah tersebut, "Ujian praktik ini merupakan sebuah terobosan yang menekankan pada pembelajaran berbasis proyek. Kami ingin siswa tidak hanya menonjol dalam akademik, tetapi juga memiliki kemampuan kreativitas dan inovasi yang nantinya dapat mereka aplikasikan di kehidupan sehari-hari."

Ketika memasuki salah satu sudut sekolah, terlihat siswa-siswa tengah mempersiapkan presentasi dengan membawa leaflet dan booklet tentang Topeng Malangan. Mereka siap untuk menerangkan isi booklet tersebut kepada teman-temannya sekaligus mempresentasikan hasil observasi yang telah mereka lakukan selama proses pembuatan topeng tradisional itu. Aktivitas ini bukan hanya untuk memenuhi tujuan kurikulum, namun juga menjadi ajang bagi siswa untuk lebih mengenal dan mencintai budaya daerah mereka sendiri.

Menariknya, ujian praktik kali ini bukanlah acara biasa. Terdapat kolaborasi yang harmonis antara beberapa mata pelajaran dengan P5 yang mengangkat tema "Membangun Seniman Muda Topeng Malangan". Tema ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap seni dan budaya lokal Malang, serta mendorong mereka untuk mengapresiasi warisan budaya yang ada.

Bapak Asep, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Malang, menambahkan, "Melalui tema ini, kami berharap siswa mampu merangkum pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dalam sebuah proyek yang menggambarkan kreativitas dan identitas mereka sebagai pelajar Pancasila. Kami ingin menjadikan siswa seniman muda yang bangga akan budaya lokal."

Penerapan Theme Based Learning pada proyek ini menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menarik. Siswa tidak hanya pasif menerima materi, tetapi terlibat aktif dalam setiap langkah proses pembelajaran. Dengan latihan presentasi dan pengembangan proyek, mereka belajar keterampilan berbicara di depan umum, berkolaborasi dalam kelompok, dan menggali lebih dalam tentang tema yang telah mereka pilih.

Tidak hanya berfokus pada teori, praktikum dalam pembuatan dan presentasi Topeng Malangan juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah nyata. Tantangan yang mereka hadapi selama proses proyek, seperti menemukan informasi dan kerja kelompok, membantu mereka untuk tumbuh menjadi individu yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.

Pelaksanaan ujian praktik ini diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi sekolah-sekolah lain dalam mengintegrasikan pendekatan pembelajaran berbasis proyek ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan memprioritaskan pendidikan karakter dan kecakapan hidup bagi siswa, SMP Negeri 3 Malang menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi penerus yang unggul dan memiliki jati diri yang kuat.

Sebagai bagian dari gerakan pendidikan yang lebih luas, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan harapan baru bagi dunia pendidikan di Indonesia untuk mencetak siswa yang berbudaya, berkepribadian, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian, tema Membangun Seniman Muda Topeng Malangan ini tidak hanya sekadar proyek biasa, tetapi menjadi langkah awal dalam menumbuhkan semangat cinta tanah air melalui penguatan karakter dan apresiasi budaya lokal sejak dini.