
JAKARTA - Dalam upaya menjaga daya saing di pasar global, industri tekstil Indonesia menghadapi tantangan baru dengan diberlakukannya pajak karbon oleh Uni Eropa bagi produk impor. Hal ini mengharuskan produk tekstil dari tanah air untuk bertransformasi menuju proses produksi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Langkah tersebut dinilai penting agar harga produk tekstil Indonesia tetap kompetitif di tengah persaingan dengan negara lain.
Juliana Murniati, akademisi dari Universitas Katolik Atma Jaya, menjelaskan perubahan yang dibutuhkan dalam sektor ini ketika menjadi salah satu pembicara di International Conference of The German-Indonesia, ENA-Tex Project yang berlangsung di Jakarta. "Di Eropa, produk berbasis bahan bakar fosil dikenai biaya lebih mahal, sementara industri tekstil global mulai menuntut rantai pasokan yang bebas karbon. Karena itu, industri tekstil dan garmen di Indonesia perlu bersiap mengadopsi regulasi seperti European Green Deal," ungkap Murniati.
Peluang dalam Proyek EnaTex
Pada konferensi tersebut, Murniati juga menjelaskan tentang proyek EnaTex, yang memiliki peran signifikan dalam membantu industri tekstil Indonesia menyesuaikan diri dengan standar karbon rendah. Proyek ini mengkaji berbagai peluang yang tersedia bagi perusahaan tekstil untuk menghemat penggunaan energi fosil. Disponsori oleh Kementerian Pendidikan dan Riset Jerman, proyek ini diimplementasikan dengan melibatkan dua perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta dan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung.
Selain itu, proyek EnaTex juga menggandeng perusahaan tekstil besar seperti Sritex dan Harapan Kurnia sebagai mitra industri. Konsorsium dari Jerman yang turut berpartisipasi dalam proyek ini terdiri dari lembaga penelitian seperti IZES dan University of Applied Sciences, Niederrhein serta perusahaan yang bergerak di sektor teknologi tekstil, Brückner.
Menggandeng Teknologi Hijau
Penerapan teknologi hijau dalam proses produksi merupakan salah satu upaya penting yang diidentifikasi dalam proyek EnaTex. Dengan meningkatnya perhatian dunia terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim, teknologi yang fokus pada pengurangan emisi karbon menjadi sangat relevan. Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya membantu menurunkan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi dan membuat produk lebih ramah lingkungan.
Strategi Penerapan dan Implementasi
Transformasi menuju industri yang lebih hijau tentu bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan yang dihadapi mencakup biaya investasi awal yang tinggi dan pemahaman teknologi yang masih minim. Namun, pemerintah Indonesia bersama sektor swasta dapat berkolaborasi dengan lembaga internasional untuk mendapatkan dukungan finansial dan teknis yang dibutuhkan.
Pengarahan dan regulasi yang jelas dari pemerintah juga sangat penting untuk mendorong perubahan ini. "Dukungan kebijakan sangat penting untuk memungkinkan transisi yang lebih mulus bagi sektor industri kita," kata Murniati. Kebijakan yang mendukung bisa berupa insentif fiskal bagi perusahaan yang beralih ke energi baru dan terbarukan, hingga pengembangan pendidikan dan pelatihan terkait teknologi hijau.
Peluang di Pasar Eropa dan Global
Memasuki pasar Eropa dengan produk-produk yang telah memenuhi standar karbon rendah bisa membuka peluang pasar baru yang lebih luas bagi Indonesia. Pasar global kini semakin mengutamakan keberlanjutan, dan produk yang mampu menunjukkan visi ramah lingkungan akan mendapatkan nilai tambah tersendiri.
Memahami bahwa tantangan ini juga merupakan peluang, produsen tekstil Indonesia kini didorong untuk berinovasi, tidak hanya dalam menciptakan produk berkualitas tinggi tetapi juga melihat peluang dari segi keberlanjutan. Dengan visi yang terfokus pada pencapaian industri tekstil yang lebih bersih dan hemat energi, Indonesia dapat menjadi pemain kunci di pasar internasional.
Dengan persaingan yang semakin ketat di pasar global, adopsi praktik produksi yang lebih bersih dan berskala karbon rendah bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Industri tekstil Indonesia harus bergerak cepat untuk menyesuaikan diri dengan permintaan pasar internasional dan regulasi baru yang menekankan keberlanjutan. Melalui kolaborasi dan inovasi di bidang teknologi hijau, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya di panggung global.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
2.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025
3.
12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi
- 05 September 2025
4.
Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan
- 05 September 2025
5.
Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?
- 04 September 2025