BBM

Mulai 15 Februari 2025, Kendaraan Tertentu Dilarang Mengisi BBM Pertalite di SPBU Pertamina

Sabtu, 15 Februari 2025

JAKARTA - Pemerintah Indonesia bersiap untuk menerapkan peraturan baru mulai 15 Februari 2025, yang akan melarang kendaraan tertentu mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di seluruh tanah air. Kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis dalam memastikan bahwa subsidi BBM yang diberikan oleh pemerintah benar-benar tepat sasaran dan dinikmati oleh kelompok yang memang berhak.

Keputusan ini merupakan bagian dari revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Sebelumnya, pemerintah tengah melakukan serangkaian pembahasan untuk melaksanakan kebijakan ini secara efektif di seluruh wilayah Indonesia.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan bahwa kriteria kendaraan yang tidak lagi diperbolehkan mengisi Pertalite sudah jelas ditentukan. "Pembatasan pembelian BBM subsidi ini perlu dilakukan karena kendaraan yang mempunyai kapasitas mesin besar dianggap tidak tepat untuk mendapatkan subsidi BBM," ujar Arifin. "Mobil dengan mesin di atas 1.400 cc dan motor dengan mesin mulai 250 cc masuk ke dalam kategori yang tidak dapat menggunakan Pertalite."

Daftar Motor dan Mobil yang Dilarang Mengisi Pertalite

Motor yang Dilarang Isi Pertalite

1. Yamaha XMAX
2. Yamaha TMAX
3. Yamaha MT25
4. Yamaha R25
5. Yamaha MT09
6. Yamaha MT07
7. Honda Forza
8. Honda CB650R
9. Honda X-ADV
10. Honda CBR250R
11. Honda CB500X
12. Honda CRF250 Rally
13. Honda CRF1100L Africa Twin
14. Honda CBR600RR
15. Honda CBR1000RR
16. Suzuki Gixxer250
17. Suzuki Hayabusa
18. Kawasaki Ninja ZX-25R
19. Kawasaki Ninja H2
20. Kawasaki KLX250
21. Kawasaki KX450
22. Kawasaki Ninja 250SL
23. Kawasaki Ninja 250
24. Kawasaki Vulcan
25. Kawasaki Versys 250
26. Kawasaki Versys 1000

Mobil yang Masih Diizinkan Menggunakan Pertalite

Sementara itu, terdapat daftar mobil yang masih bisa menggunakan Pertalite setelah revisi Perpres ini diberlakukan. Kendaraan yang memiliki kapasitas mesin di bawah 1.400 cc umumnya masih diperbolehkan, seperti:

1. Toyota: Agya 1.197 cc, Calya 1.197 cc, Raize 998 cc dan 1.198 cc, Avanza 1.329 cc
2. Daihatsu: Ayla 998 cc dan 1.197 cc, Sigra 998 cc dan 1.197 cc, Sirion 1.329 cc, Rocky 998 cc dan 1.198 cc, Xenia 1.329 cc
3. Suzuki: Ignis 1.197 cc, S-Presso 998 cc
4. Honda: Brio 1.199 cc
5. Kia: Picanto 1.248 cc, Seltos bensin 1.353 cc, Rio 1.348 cc
6. Wuling: Formo S 1.206 cc
7. Nissan: Kicks e-Power 1.198 cc, Magnite 999 cc
8. Mercedes-Benz: A-Class 1.332 cc, CLA 1.332 cc, GLA 200 1.332 cc, GLB 1.332 cc
9. DFSK: Super Cab diesel 1.300 cc
10. Peugeot: 2008 1.199 cc
11. Volkswagen: Tiguan 1.398 cc, Polo 1.197 cc, T-Cross 999 cc
12. Tata: Ace EX2 702 cc
13. Renault: Kiger 999 cc, Kwid 999 cc, Triber 999 cc
14. Audi: Q3 1.395 cc

Diharapkan dengan adanya kebijakan ini, konsumsi BBM jenis Pertalite dapat lebih terkendali serta subsidi yang diberikan pemerintah benar-benar tepat sasaran. Langkah ini juga diharapkan dapat mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih bersih dan efisien dalam jangka panjang.

Dengan kebijakan ini, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mengatur distribusi subsidi energi lebih efektif dan berkeadilan. Masyarakat pun dihimbau agar mempersiapkan diri terhadap perubahan ini dan memahami pentingnya kebijakan tersebut dalam konteks pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien dan berkelanjutan.