Sabtu, 06 September 2025

Perluasan Pasar Jadi Kunci Pulihkan Industri Nikel Sulsel

Perluasan Pasar Jadi Kunci Pulihkan Industri Nikel Sulsel
Perluasan Pasar Jadi Kunci Pulihkan Industri Nikel Sulsel

JAKARTA - Industri nikel di Sulawesi Selatan menghadapi tantangan berat akibat penurunan harga nikel dunia yang terus berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, mengungkapkan bahwa fenomena ini merupakan akibat dari ketidakseimbangan signifikan antara pasokan bahan baku dengan permintaan global.

Menurut Rizki, produksi nikel global sudah mengalami surplus sejak 2023, dengan selisih pasokan dan permintaan yang sangat besar, yaitu mencapai 198 juta ton. Surplus tersebut menyebabkan lemahnya permintaan dan ekspor nikel yang menurun drastis. Kondisi ini akhirnya memicu penurunan harga yang signifikan di pasar internasional. “Industri pengolahan utamanya nikel terus menurun sebab permintaan secara global juga terus mengalami penurunan,” ujarnya.

Situasi ini berdampak nyata pada sektor tenaga kerja. Banyak pekerja yang terpaksa dirumahkan karena aktivitas produksi yang menurun. Kondisi tersebut tidak hanya berlaku di Sulawesi Selatan saja, tetapi juga meluas ke wilayah penghasil nikel utama lainnya seperti Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Penurunan produksi yang berkelanjutan membawa tekanan pada ekonomi lokal yang selama ini bergantung pada industri nikel sebagai salah satu penggerak utama.

Baca Juga

Lonjakan BBM Non Subsidi Bikin Stok SPBU Swasta Menipis

Selain itu, Rizki menyoroti bahwa permasalahan tidak hanya dari sisi permintaan pasar, tetapi juga terbatasnya kapasitas pengolahan di dalam negeri. Smelter yang ada masih belum mampu mengolah nikel secara optimal sehingga produk yang dihasilkan masih sebatas bahan baku mentah. Hal ini membatasi nilai tambah yang bisa diraih dan berimbas pada keterbatasan tenaga kerja yang terserap di sektor pengolahan.

Peluang dan Strategi Perluasan Pasar Baru

Melihat kondisi tersebut, Rizki mengusulkan agar Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada pasar Tiongkok, yang selama ini menjadi tujuan utama ekspor nikel. Ketergantungan yang tinggi pada satu negara dinilai sangat berisiko, terlebih ketika permintaan di pasar tersebut menurun secara drastis. “Saat ini kita sangat tergantung pada pasar Tiongkok di mana jika permintaannya menurun, maka produksi kita juga akan ikut melemah,” ujarnya dengan tegas.

Untuk itu, Bank Indonesia merekomendasikan agar pemerintah dan pelaku industri fokus pada perluasan pasar ke negara lain, terutama India dan negara-negara di kawasan ASEAN. Dengan memperluas jaringan pasar, risiko yang selama ini menghambat pertumbuhan industri bisa diminimalisir. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang baru dan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen nikel utama di dunia.

Selain itu, Rizki juga menekankan pentingnya mengundang lebih banyak investor asing untuk membangun rantai pasok yang lebih lengkap dan terintegrasi di Indonesia. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan produksi baterai sel yang menjadi komponen utama kendaraan listrik. Dengan pengembangan ini, nilai tambah nikel di dalam negeri bisa ditingkatkan sekaligus memperluas kesempatan kerja.

Langkah ini juga sejalan dengan upaya Indonesia untuk mengembangkan industri hilir berbasis sumber daya mineral agar tidak hanya mengandalkan ekspor bahan mentah. Dengan adanya investasi dan pengembangan fasilitas pengolahan yang memadai, industri nikel nasional diharapkan bisa lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

Dengan strategi memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas pengolahan, diharapkan industri nikel di Sulawesi Selatan dan wilayah penghasil lainnya tidak hanya mampu pulih dari tekanan harga, tetapi juga mampu tumbuh dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional. Perluasan pasar dan diversifikasi tujuan ekspor menjadi kunci penting agar industri ini tetap stabil dan berdaya saing di tengah dinamika pasar global yang tidak menentu.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis