
JAKARTA - Akhir musim panen tahun 2025 di Kabupaten Jombang membawa kabar baik bagi para petani. Harga gabah kering di tingkat petani masih bertahan stabil, bahkan berada jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan. Kondisi ini membuat banyak petani merasa lebih tenang dan optimistis menghadapi sisa panen raya.
Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Perak, Fathulloh, menyampaikan bahwa harga gabah kering sawah di tingkat petani masih berada pada kisaran Rp7.300 hingga Rp7.500 per kilogram. Angka ini jauh lebih tinggi dari HPP gabah 2025 yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. “Harga gabah kering sawah di tingkat petani masih stabil di kisaran Rp7.300 hingga Rp7.500 per kg, jauh di atas HPP gabah 2025,” ungkapnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa harga tersebut masih berada pada level petani sebelum dikurangi biaya operasional. Biaya tersebut mencakup ongkos mesin panen (combine) hingga biaya angkut, yang tentu berpengaruh terhadap hasil bersih yang diterima petani.
Baca Juga
Panen Raya Hampir Usai, Beberapa Desa Masih Berlangsung
Di Kecamatan Perak, sebagian besar desa telah menyelesaikan masa panen. Meski begitu, masih ada wilayah yang baru memulai, di antaranya Desa Pagerwojo dan Desa Sukorejo. “Ini sudah akhir panen raya, tinggal beberapa desa saja yang belum panen, seperti Pagerwojo dan Sukorejo yang baru mulai,” jelas Fathulloh.
Data mencatat, luas panen padi pada Juli 2025 mencapai 596,5 hektar. Sementara itu, hingga pertengahan Agustus 2025, panen sudah berlangsung di 432 hektar. Angka ini menunjukkan bahwa aktivitas panen di wilayah Jombang berjalan cukup masif, dengan hasil yang secara umum masih memberikan keuntungan bagi para petani.
Senada dengan Fathulloh, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jombang, M. Soleh, menegaskan bahwa kondisi harga gabah tahun ini menguntungkan petani. “Harga gabah kering sawah sekarang masih di kisaran Rp7.300 sampai Rp7.500 per kg. Bahkan untuk kualitas bagus, bisa lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Menurutnya, harga gabah di penggilingan pun tidak jauh berbeda dengan harga di tingkat petani. Stabilitas harga ini menjadi bukti bahwa hasil panen kali ini benar-benar memberi ruang keuntungan. “Harga gabah di penggilingan juga stabil di kisaran yang sama, dengan kenaikan hampir Rp1.000 di atas HPP. Karena itu, saya berani mengatakan bahwa petani masih sangat diuntungkan,” tambah Soleh.
Petani Diuntungkan, Pemerintah Tetap Awasi Harga
Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Jombang, M. Rony, mengonfirmasi bahwa panen raya padi tahun 2025 berlangsung merata di sejumlah kecamatan, seperti Gudo, Diwek, hingga Kendalsari Kecamatan Kesamben. Ia menilai, stabilnya harga gabah di atas HPP menjadi faktor utama yang menenangkan petani.
“Harga gabah kering sawah Rp7.000 per kg, sudah di atas HPP. Kalau harganya di atas Rp6.500, petani bisa menjual langsung ke pasar, tidak harus ke Bulog. Bulog baru bekerja ketika harga di bawah HPP,” tegasnya.
Dengan demikian, petani memiliki keleluasaan untuk menentukan saluran pemasaran gabah mereka. Selama harga tetap tinggi, petani dapat langsung menjual hasil panen ke pasar dengan margin keuntungan yang lebih besar. Kehadiran Bulog pun tetap penting sebagai penyangga, namun kali ini peran tersebut tidak dominan karena harga berada pada kondisi ideal.
Optimisme Menyambut Musim Tanam Berikutnya
Stabilnya harga gabah di akhir musim panen memberi sinyal positif bagi para petani di Jombang. Selain keuntungan finansial yang lebih terjamin, mereka juga memiliki motivasi kuat untuk menghadapi musim tanam berikutnya. Harga yang menguntungkan menjadi modal penting bagi petani untuk mengelola lahan, membeli bibit, pupuk, serta menutup kebutuhan rumah tangga.
Di sisi lain, stabilitas harga ini juga menjadi dorongan bagi para pengusaha penggilingan padi. Dengan pasokan gabah yang cukup dan harga yang bersahabat, mereka dapat menjalankan usaha dengan lebih lancar, sehingga rantai pasok beras tetap terjaga.
Kondisi ini menunjukkan bagaimana keseimbangan antara harga di tingkat petani dan penggilingan mampu menciptakan situasi saling menguntungkan. Jika tren ini dapat bertahan, maka tidak hanya petani yang diuntungkan, melainkan juga konsumen yang nantinya bisa mendapatkan beras dengan harga stabil di pasaran.
Akhir panen raya padi tahun 2025 di Jombang memang menyisakan cerita manis. Dengan harga gabah yang bertahan stabil di atas HPP, petani bisa merasakan hasil jerih payah mereka tidak sia-sia. Kini, harapan pun tertuju pada musim tanam berikutnya, agar stabilitas harga dan hasil panen yang baik bisa terus berlanjut demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
2.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025
3.
12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi
- 05 September 2025
4.
Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan
- 05 September 2025
5.
Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?
- 04 September 2025