Sabtu, 06 September 2025

Kolaborasi PLN IP dan PGE Pacu Energi Panas Bumi Nasional

Kolaborasi PLN IP dan PGE Pacu Energi Panas Bumi Nasional
Kolaborasi PLN IP dan PGE Pacu Energi Panas Bumi Nasional

JAKARTA - Upaya mempercepat transisi energi di Indonesia kembali mendapatkan dorongan baru melalui langkah kolaboratif dua BUMN energi besar. PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) resmi menandatangani kerja sama strategis dalam pengembangan energi panas bumi dengan kapasitas total mencapai 530 megawatt (MW).

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang berada dalam status Brownfield, Yellowfield, dan Greenfield. Bagi kedua perusahaan, kerja sama ini bukan hanya proyek bisnis semata, melainkan juga bagian dari komitmen mendukung target energi bersih Indonesia.

Konsorsium untuk PLTP Ulubelu dan Lahendong

Baca Juga

Lonjakan BBM Non Subsidi Bikin Stok SPBU Swasta Menipis

Tindak lanjut dari kesepakatan HoA adalah pembentukan konsorsium PLN IP dan PGE yang akan menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di dua lokasi, yaitu Ulubelu di Lampung dan Lahendong di Sulawesi Utara.

Konsorsium tersebut akan menangani PLTP Ulubelu Binary Unit berkapasitas 30 MW dan PLTP Lahendong Binary Unit berkapasitas 15 MW. Kedua proyek ini saat ini dalam tahap proses pengadaan Independent Power Producer (IPP) di PT PLN (Persero). Setelah menerima Surat Penunjukan resmi, kedua perusahaan akan membentuk Joint Venture Company (JVC) untuk mengoperasikan proyek tersebut.

Direktur Utama PLN IP, Bernadus Sudarmanta, menekankan pentingnya efisiensi dan keterbukaan dalam proyek ini.
“Melalui konsorsium ini, kami memastikan proses pengadaan dan pembangunan dilakukan secara efisien, transparan, dan berorientasi pada hasil,” ujarnya.

Kehadiran proyek ini juga menjadi bagian dari strategi PLN dalam menambah pasokan listrik untuk wilayah Sumatera dan Sulawesi, sekaligus memperkuat ketahanan energi berbasis sumber daya domestik.

Mendukung Target NZE 2060

Kerja sama PLN IP dan PGE tidak dapat dilepaskan dari komitmen besar Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan target Enhanced National Determined Contribution (ENDC) 2030, yakni memperkuat bauran energi baru terbarukan dalam kurun waktu yang lebih cepat.

Menurut Bernadus, pengembangan energi panas bumi menjadi salah satu solusi strategis karena sifatnya yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan andal.
“Kami percaya bahwa pengembangan panas bumi bukan hanya solusi jangka panjang untuk penyediaan energi yang andal dan berkelanjutan, tetapi juga wujud nyata kontribusi BUMN dalam mendukung agenda pembangunan rendah karbon,” tegasnya.

Panas bumi dikenal sebagai salah satu energi baru terbarukan yang mampu menyediakan pasokan listrik secara stabil, berbeda dengan energi surya atau angin yang sangat dipengaruhi kondisi cuaca. Hal ini membuatnya sangat relevan sebagai penopang transisi energi Indonesia.

Tantangan dan Harapan

Meskipun potensinya besar, pengembangan energi panas bumi di Indonesia tidak terlepas dari tantangan. Salah satunya adalah kebutuhan investasi yang tinggi serta kompleksitas teknis dalam eksplorasi. Namun, dengan sinergi dua perusahaan besar seperti PLN IP dan PGE, hambatan tersebut diharapkan dapat diatasi melalui pembagian risiko, efisiensi biaya, serta percepatan realisasi proyek.

Kehadiran proyek Ulubelu dan Lahendong juga diharapkan menjadi percontohan bagaimana kolaborasi antar-BUMN bisa menghasilkan proyek strategis dengan manfaat jangka panjang. Tidak hanya bagi ketahanan energi, tetapi juga sebagai langkah nyata mengurangi emisi karbon nasional.

Dari sisi ekonomi, proyek ini memberi peluang terbukanya lapangan kerja baru serta peningkatan aktivitas industri penunjang di daerah sekitar lokasi proyek. Dengan demikian, manfaat yang dihasilkan tidak terbatas pada penyediaan listrik, melainkan juga mendukung pembangunan regional.

Secara keseluruhan, langkah PLN IP dan PGE dalam membentuk konsorsium pengembangan panas bumi menjadi momentum penting dalam perjalanan transisi energi Indonesia. Dengan kapasitas total 530 MW, proyek ini tidak hanya akan memperkuat bauran energi terbarukan nasional, tetapi juga menegaskan peran BUMN sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan.

Melalui kerja sama ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya untuk bergerak menuju masa depan energi yang lebih hijau, andal, dan berdaya saing. Jika berjalan sesuai rencana, proyek-proyek tersebut dapat menjadi tonggak pencapaian menuju target Net Zero Emission 2060 sekaligus membuktikan bahwa panas bumi adalah aset strategis bangsa dalam menghadapi tantangan energi global.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

Tarif Listrik PLN Awal September 2025 Tidak Berubah

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

PLN Genjot Panas Bumi untuk Perkuat Transisi Energi Nasional

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

Produksi Minyak Mentah Malaysia Mulai Pulih Kuartal Kedua 2025

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

KAI Perkuat Layanan Logistik Retail dengan Pertumbuhan Positif

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis

Rumah Murah Gresik Jadi Incaran karena Lokasi Strategis