
JAKARTA - Menjelang pertengahan Agustus 2025, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Agenda penting yang akan dibahas adalah perubahan susunan pengurus perusahaan, seiring dinamika internal yang memerlukan penyesuaian di jajaran dewan komisaris.
Rapat tersebut dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 14.00 WIB, di Gedung Waskita Karya, Jatinegara, Jakarta Timur. Hal ini tercantum dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan perseroan.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, melalui surat kepada BEI menegaskan bahwa daftar pemegang saham (DPS) yang berhak hadir dalam rapat telah ditetapkan pada 28 Juli 2025 sebagai recording date.
“Issi agenda pengangkatan kembali atau perubahan susunan dewan komisaris,” ujar Ermy dalam keterbukaan informasi, Senin (18/8/2025).
Baca Juga
Dinamika Komisaris dan Kepemimpinan
Langkah perseroan menggelar RUPSLB tidak terlepas dari perubahan signifikan di jajaran dewan komisaris dalam satu tahun terakhir. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 22 Mei 2024, perseroan memutuskan pemberhentian I Gde Made Kartikajaya dari posisi komisaris. Keputusan tersebut mengurangi jumlah anggota dewan komisaris dari tujuh menjadi enam kursi.
Setahun berselang, jumlah tersebut kembali berkurang. Addin Jauharudin selaku Komisaris Independen mengundurkan diri setelah ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada Mei 2025. Dengan demikian, saat ini susunan komisaris Waskita menyusut menjadi hanya lima kursi.
Di tingkat direksi, perseroan masih dipimpin oleh Direktur Utama Muhammad Hanugroho. Ia didampingi oleh jajaran direktur yang menangani fungsi strategis, mulai dari keuangan hingga operasi. Posisi Direktur Keuangan diemban Wiwi Suprihatno, sementara Anton Rijanto dipercaya menangani Risk Management, Legal, dan QSHE. Selain itu, Rudi Purnomo mengisi jabatan Direktur Business Strategic, Portfolio, dan Human Capital. Untuk operasional, tanggung jawab dibagi dalam dua lini: Ari Asmoko sebagai Direktur Operasi I, dan Dhetik Ariyanto sebagai Direktur Operasi II.
Perubahan susunan pengurus yang akan dibahas dalam RUPSLB diyakini menjadi langkah penting untuk memperkuat tata kelola sekaligus menyesuaikan struktur kepemimpinan dengan kebutuhan bisnis perseroan saat ini.
Tantangan Kinerja dan Kondisi Keuangan
Di balik dinamika manajemen, Waskita Karya masih menghadapi tantangan berat pada sisi kinerja keuangan. Berdasarkan laporan konsolidasi semester I/2025, perseroan masih mencatat rugi yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2,14 triliun.
Kerugian ini sejalan dengan penurunan kinerja pendapatan yang terpangkas 30,63% secara tahunan menjadi Rp3,10 triliun. Meski demikian, perseroan berhasil menekan beban pokok hingga 37,31% year-on-year menjadi Rp2,44 triliun. Efisiensi tersebut membuat laba kotor naik 14,38% menjadi Rp661,32 miliar.
Kendati demikian, secara keseluruhan Waskita masih membukukan rugi sebelum pajak sebesar Rp2,39 triliun. Angka ini sebenarnya menunjukkan sedikit perbaikan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, ketika rugi sebelum pajak mencapai Rp2,56 triliun pada semester I/2024.
Harapan Pemegang Saham
Bagi pemegang saham, RUPSLB mendatang menjadi momentum penting untuk melihat arah baru Waskita Karya dalam memperkuat kepemimpinan. Perubahan susunan dewan komisaris diharapkan mampu memberi energi baru, terutama dalam mengawal upaya restrukturisasi dan efisiensi perusahaan.
Sebagai salah satu BUMN karya terbesar, Waskita memegang peran vital dalam proyek infrastruktur nasional. Dengan kondisi keuangan yang masih penuh tekanan, penguatan manajemen dan tata kelola diyakini menjadi faktor kunci agar perseroan dapat kembali mencatatkan kinerja positif.
RUPSLB ini tidak hanya sekadar pergantian nama di kursi komisaris, tetapi juga momentum evaluasi menyeluruh terhadap strategi perseroan. Langkah-langkah efisiensi yang telah dilakukan terbukti mampu menekan beban pokok dan meningkatkan laba kotor. Namun, tantangan untuk keluar dari zona rugi masih besar, sehingga dibutuhkan dukungan penuh dari pengurus baru untuk membawa Waskita Karya ke jalur pemulihan.
Dengan berbagai dinamika tersebut, penyelenggaraan RUPSLB Waskita Karya pada 20 Agustus 2025 menjadi sorotan publik. Keputusan yang akan dihasilkan tidak hanya berimplikasi pada struktur pengurus, tetapi juga pada kepercayaan pasar terhadap kemampuan perseroan menjaga keberlanjutan usaha di tengah tekanan industri konstruksi.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
2.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025
3.
12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi
- 05 September 2025
4.
Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan
- 05 September 2025
5.
Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?
- 04 September 2025