
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana meluncurkan kereta khusus untuk petani dan pedagang, melayani rute Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menuju Tanah Abang, Jakarta. Langkah ini dimaksudkan untuk mempermudah distribusi hasil bumi dari desa ke pasar perkotaan, sekaligus meningkatkan perekonomian lokal.
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, menekankan bahwa kereta ini merupakan bentuk perhatian KAI terhadap kesejahteraan petani dan pedagang. “Kereta KAI untuk petani dan pedagang dapat mendorong ekonomi desa serta mengurangi urbanisasi karena memudahkan distribusi hasil pertanian ke kota,” ujar Djoko.
Sebelumnya, petani dan pedagang dari wilayah barat Jakarta menggunakan KA Lokal Merak–Tanah Abang, sedangkan dari timur menggunakan KA Lokal Purwakarta–Kota. Perpanjangan layanan KRL Jabodetabek membuat beberapa petani beralih menggunakan KRL, sehingga keberadaan kereta khusus dari KAI menjadi solusi yang lebih efisien.
Baca Juga
Sejarah Layanan Kereta untuk Pedagang
Aditya Dwi Laksana, Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian MTI, menjelaskan bahwa kereta khusus pedagang bukan hal baru. Pada masa Hindia Belanda hingga era kemerdekaan, trem di Jakarta mengoperasikan pikoenlanwagen, kereta khusus pedagang membawa barang dagangan. Selanjutnya, KAI (dahulu PJKA) pernah mengoperasikan KA pasar dan KA campuran dengan gerbong penumpang dan barang, untuk mempermudah petani dan pedagang.
Di lintas Rangkasbitung–Tanah Abang, kereta sempat digunakan untuk mengangkut ternak seperti kambing, ayam, dan sapi. Beberapa stasiun, termasuk Stasiun Tuntang di Semarang, memiliki gerbong ternak dan peron khusus menaikturunkan hewan. Kini pengangkutan ternak beralih ke truk atau pick-up karena gerbong dan fasilitas peron khusus sudah tidak tersedia.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Djoko menekankan bahwa keberhasilan kereta KAI bagi petani dan pedagang membutuhkan kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dan Pemda Lebak. KAI menyediakan kereta dan fasilitas pendukung, sementara Direktorat Jenderal Perkeretaapian mengusulkan subsidi operasional melalui DIPA Kemenkeu. Pemda Lebak menyediakan angkutan umum ke stasiun, dan Direktorat Jenderal Integrasi Transportasi serta Multimoda Kemenhub membuat model integrasi moda transportasi agar mobilisasi petani lebih lancar.
Fasilitas Pendukung Petani
Selain transportasi, stasiun juga menyediakan fasilitas bagi petani yang menginap sementara. Ruang terlindung dari hujan dan karpet sebagai alas tidur disiapkan. Dengan kereta khusus KAI dan angkutan umum gratis dari pemda, perputaran ekonomi dari desa ke kota diharapkan meningkat, sekaligus mengurangi urbanisasi.
“Fasilitas angkutan dari KAI bagi petani dan pedagang akan mendorong distribusi hasil bumi lebih cepat dan nyaman. Ini juga membantu perekonomian desa dan menekan perpindahan warga ke kota,” pungkas Djoko.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya
- 04 September 2025
2.
Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya
- 04 September 2025
3.
Suku Bunga Acuan BI: Fungsi, Tujuan dan Cara Kerjanya
- 04 September 2025
4.
Inilah Perbedaan Pajak dan Retribusi Beserta Contohnya
- 04 September 2025
5.
Panduan Lengkap Cara Menghitung Biaya Peluang Beserta Contohnya
- 04 September 2025