Menikmati Tape Ketan Gula Jawa, Kudapan Legendaris Penuh Makna
- Kamis, 11 September 2025

JAKARTA - Setiap daerah di Indonesia memiliki sajian khas yang sarat makna budaya. Salah satu yang masih bertahan hingga kini adalah tape ketan, makanan tradisional berbahan dasar ketan dengan sentuhan proses fermentasi. Rasa manis, sedikit asam, berpadu dengan aroma khas menjadikan tape ketan berbeda dari kudapan lainnya.
Dari berbagai variasi tape ketan, ada satu yang banyak digemari: tape ketan gula jawa. Perpaduan lembutnya ketan dengan legitnya gula aren cair menghadirkan rasa khas yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghadirkan suasana nostalgia pada tradisi kuliner Indonesia.
Proses Tradisional yang Sarat Kesabaran
Baca JugaBulu Tangkis Indonesia Hadapi Lawan Berat di Hong Kong Open 2025
Membuat tape ketan gula jawa memang tidak rumit, tetapi butuh ketelatenan. Marjiyem, seorang penjual tape ketan di Pasar Ngepos, Desa Gayamdompo, menuturkan bahwa kunci utama ada pada proses fermentasi.
“Cara membuat tape ketan gula jawa sederhana, namun fermentasi memerlukan ketelatenan agar hasil maksimal,” ujarnya.
Prosesnya dimulai dengan mencuci beras ketan hingga benar-benar bersih. Setelah itu, ketan direndam beberapa jam sebelum dikukus sampai matang. Saat sudah agak dingin, ragi ditaburkan secara merata. Ketan kemudian dibungkus dengan daun pisang agar aroma alami tercampur, lalu disimpan selama dua hingga tiga hari.
Hasil fermentasi menghadirkan tekstur lembut, rasa manis alami, dan sedikit cairan yang segar. Ketika ditambahkan gula jawa cair, cita rasanya semakin kaya dengan aroma karamel yang harum.
Harmoni Rasa yang Khas
Ciri khas tape ketan terletak pada perpaduan manis dan sedikit asam hasil fermentasi. Saat diguyur gula jawa cair, rasa manis legit langsung berpadu dengan aroma khas gula aren. Perpaduan ini menciptakan harmoni rasa yang sulit ditolak.
Ratna, salah satu pengunjung yang rutin membeli tape ketan, mengaku selalu ketagihan. Menurutnya, tape ketan gula jawa bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga memberi sensasi hangat dan nyaman. “Rasanya pas, ada manis, ada asam, dan saat pakai gula jawa jadi lebih nikmat,” tuturnya.
Manfaat Tape Ketan bagi Tubuh
Selain kelezatan rasa, tape ketan juga menyimpan manfaat kesehatan. Proses fermentasi menghadirkan probiotik alami yang baik untuk pencernaan. Kandungan karbohidratnya dapat memberikan energi cepat bagi tubuh, sehingga cocok dinikmati sebagai camilan di sela aktivitas.
Tidak hanya itu, tape ketan juga diyakini mampu memberikan rasa hangat pada tubuh. Inilah sebabnya kudapan tradisional ini sering disajikan saat acara keluarga atau pertemuan masyarakat desa, menambah kehangatan suasana kebersamaan.
Simbol Tradisi dan Warisan Budaya
Tape ketan gula jawa tidak hanya sekadar makanan, melainkan juga bagian dari tradisi. Proses pembuatannya yang melibatkan fermentasi alami menunjukkan kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan bahan sederhana menjadi sajian bernilai.
Setiap bungkus tape ketan dalam daun pisang menyimpan cerita tentang kesabaran, kebersamaan, dan keberlanjutan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan menyantapnya, kita bukan hanya menikmati rasa, tetapi juga menghargai proses panjang yang penuh makna.
Menjaga Eksistensi di Tengah Modernitas
Di tengah gempuran makanan modern yang serba instan, tape ketan gula jawa tetap memiliki tempat istimewa. Banyak orang masih mencarinya, baik sebagai kudapan harian maupun sebagai suguhan saat acara keluarga.
Kehadirannya menjadi bukti bahwa kuliner tradisional tidak mudah tergeser. Justru, semakin banyak orang yang kini ingin kembali mengenal dan melestarikan makanan khas Nusantara, termasuk tape ketan gula jawa.
Tape ketan gula jawa adalah gambaran nyata kekayaan kuliner Nusantara. Dari beras ketan, ragi, hingga gula aren, semua berpadu melalui proses tradisional yang penuh kesabaran. Hasilnya adalah sajian manis, lembut, dan harum, dengan manfaat bagi kesehatan sekaligus makna budaya yang mendalam.
Menikmati tape ketan gula jawa berarti menikmati lebih dari sekadar rasa. Itu adalah pengalaman merasakan jejak tradisi yang terus hidup, meski zaman terus berubah. Kudapan sederhana ini menjadi pengingat bahwa warisan kuliner Indonesia patut dijaga dan diwariskan untuk generasi berikutnya.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Proyek Tol Kataraja Tingkatkan Mobilitas dan Reduksi Kemacetan PIK
- 11 September 2025
2.
Harga Sembako di Jawa Timur Hari Ini Cenderung Stabil
- 11 September 2025
3.
Cara Cek Penerima Bansos Kemensos Secara Online Cepat
- 11 September 2025
4.
Daftar Pemutihan Pajak Kendaraan di Seluruh Provinsi September
- 11 September 2025
5.
GAC AION UT, Mobil Listrik Praktis dengan Performa Tangguh
- 11 September 2025