Jumat, 31 Oktober 2025

BNPB Perluas Operasi Modifikasi Cuaca untuk Redam Banjir di Semarang

BNPB Perluas Operasi Modifikasi Cuaca untuk Redam Banjir di Semarang
BNPB Perluas Operasi Modifikasi Cuaca untuk Redam Banjir di Semarang

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah satu armada pesawat dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mempercepat penanganan banjir yang masih melanda Kota Semarang, Jawa Tengah. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan penambahan armada dilakukan mulai Kamis, 30 Oktober 2025.

Sebelumnya, BNPB telah mengoperasikan satu pesawat Cessna Caravan PK-SNM untuk mengurai awan agar tidak menurunkan hujan di wilayah terdampak banjir maupun daerah hulu sungai. Namun, masifnya pembentukan awan membuat satu armada belum cukup sehingga perlu armada tambahan.

Armada kedua ditempatkan di Lanud Adi Soemarmo, Solo, sebagai posko OMC wilayah selatan Jawa Tengah. Dengan penambahan ini, operasi dapat menjangkau area lebih luas dan efektif mengendalikan curah hujan agar tidak terkonsentrasi di wilayah banjir.

Baca Juga

Pengukuhan PMMBN 2025–2027 Perkuat Moderasi Beragama dan Semangat Bela Negara

BNPB berharap keberadaan pesawat tambahan dapat mempercepat upaya mitigasi dan penanganan banjir. Abdul Muhari menegaskan, operasi udara dilakukan bersamaan dengan satgas darat agar pengendalian curah hujan lebih optimal.

Dampak Banjir dan Upaya Evakuasi

Sampai Rabu, 29 Oktober 2025 sore, banjir masih menggenangi sejumlah titik di Jalan Kaligawe Raya hingga wilayah Genuk, dengan ketinggian air mencapai 90 centimeter. Petugas BNPB melaporkan 22.669 jiwa terdampak, 39 orang mengungsi, dan tiga warga meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Sejumlah pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pusat Pengendalian Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air (PPSDA), serta BNPB terus dioperasikan. Tujuannya adalah mempercepat aliran air dari kawasan terdampak menuju laut agar genangan bisa segera surut.

Namun, petugas di lapangan menyebut debit air dari hulu Sungai Tenggang dan Sringin masih tinggi akibat hujan lebat. Kondisi ini membuat air banjir tidak cepat surut meski pompa terus bekerja.

Radar cuaca Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang menunjukkan awan konvektif masih muncul di beberapa titik. Awan ini berpotensi menimbulkan hujan sedang hingga lebat, sehingga banjir berisiko bertahan lebih lama.

Keberadaan proyek tol dan tanggul laut juga turut memperlambat aliran air menuju laut. Faktor ini menuntut koordinasi intensif antara BNPB, Pemkot Semarang, dan instansi terkait agar mitigasi lebih efektif.

Strategi Mitigasi Banjir dan Operasi Modifikasi Cuaca

OMC dilakukan untuk mengatur curah hujan agar tidak jatuh di wilayah terdampak banjir. Armada udara mengurai awan sehingga hujan bisa dialihkan ke wilayah yang lebih aman atau diminimalkan intensitasnya.

Dengan menambah armada, BNPB memperluas cakupan operasi dan mempercepat proses pengendalian. Tujuannya adalah mengurangi risiko banjir yang dapat membahayakan warga dan mengganggu aktivitas kota.

Upaya mitigasi juga melibatkan kerja sama dengan satgas darat yang menyalurkan air melalui pompa dan kanal. Kombinasi operasi udara dan darat diharapkan membuat penanganan banjir lebih cepat dan efisien.

Abdul Muhari menekankan koordinasi antarinstansi menjadi kunci sukses operasi. Sinergi antara BNPB, Pemkot Semarang, BBWS, dan PPSDA memastikan setiap langkah mitigasi dijalankan tepat waktu.

Selain operasi pengendalian hujan, pemerintah daerah juga mengingatkan warga untuk tetap waspada. Peringatan dini dan edukasi risiko banjir diberikan agar masyarakat siap menghadapi potensi genangan air.

Kombinasi armada udara, pompa, dan pengaturan aliran air diharapkan mampu mengurangi dampak banjir yang merendam kawasan padat penduduk. Hal ini sekaligus menjadi langkah mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah sekitarnya.

Pemkot Semarang juga terus memantau titik-titik genangan dan menyiagakan pompa tambahan. Tujuannya adalah mempercepat proses evakuasi dan pemulihan kondisi normal di kawasan terdampak.

BNPB mengingatkan bahwa operasi modifikasi cuaca bersifat preventif dan tidak menggantikan langkah mitigasi darat. Pengaturan hujan melalui udara menjadi pelengkap, bukan pengganti upaya pengendalian banjir konvensional.

Kendati demikian, penambahan armada pesawat menjadi langkah penting menghadapi curah hujan tinggi. Upaya ini diharapkan meminimalkan kerugian materi dan korban jiwa akibat banjir.

Dengan strategi gabungan udara dan darat, BNPB optimistis operasi penanggulangan banjir di Semarang dapat lebih cepat dan efektif. Langkah ini juga menjadi model bagi mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah lain.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Prabowo Jelaskan Peran Polri-TNI dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Prabowo Jelaskan Peran Polri-TNI dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Irene Umar Tegaskan Ekonomi Kreatif Daerah Kunci Kemandirian Nasional

Irene Umar Tegaskan Ekonomi Kreatif Daerah Kunci Kemandirian Nasional

Harga Sembako Jogja Hari Ini 30 Oktober 2025: Cabai dan Ayam Berubah

Harga Sembako Jogja Hari Ini 30 Oktober 2025: Cabai dan Ayam Berubah

Cek Bansos BLT Kesra Oktober-Desember 2025, Total Rp 900 Ribu

Cek Bansos BLT Kesra Oktober-Desember 2025, Total Rp 900 Ribu

Cara Cek Status BSU 2025 untuk Pekerja Bergaji Rendah dengan Mudah

Cara Cek Status BSU 2025 untuk Pekerja Bergaji Rendah dengan Mudah