Menteri PKP Dorong Sinergi BTN dengan Industri Perumahan untuk Peningkatan Ekonomi Nasional

Senin, 10 Februari 2025 | 14:44:22 WIB
Menteri PKP Dorong Sinergi BTN dengan Industri Perumahan untuk Peningkatan Ekonomi Nasional

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat sektor perumahan di Indonesia, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait secara tegas mendorong PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, untuk bekerja sama secara intens dengan berbagai industri yang berkaitan dengan perumahan. Langkah ini diyakini dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri perumahan di tanah air.

Dalam konferensi pers yang diadakan pada peluncuran BALE by BTN di Jakarta, Senin, Maruarar Sirait menyampaikan harapannya agar BTN memperluas sinerginya dengan sektor-sektor pendukung perumahan seperti industri semen, pasir, kayu, lampu, kaca, dan ubin, yang secara keseluruhan berjumlah ratusan sektor. “Saya pesan saja Pak Nixon (Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu), besarkan BTN juga bagaimana bisa bersinergi dengan misalnya industri semen, pasir, kayu, lampu kaca, ubin, yang itu jumlahnya ratusan,” ujar Maruarar.

Langkah strategis ini dinilai dapat mendorong BTN untuk melakukan lompatan besar dalam dua hingga tiga tahun ke depan, sehingga bisa menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia. Menurut Maruarar, pembiayaan terhadap seluruh ekosistem terkait perumahan, termasuk penabung dari kalangan pegawai industri, dapat menjadi strategi yang sangat baik untuk memperkuat posisi BTN di industri perbankan. “Berapa banyak industri semen pasir, kayu, kaca, cat, baja ringan, seng, (dan lain-lainnya) yang itu bisa jadi fokus daripada BTN. Gausah kemana-mana, itu aja diurus. Saya yakin BTN akan sangat luar biasa,” tambahnya.

Optimisme ini tidak hanya datang dari Maruarar Sirait, tetapi juga didukung oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun. Ia menyampaikan bahwa BTN seharusnya berfokus pada pembiayaan di sektor-sektor pendukung perumahan seperti pabrik semen, tambang pasir, tambang silika, baja ringan, dan pabrik split, yang semuanya dapat memberikan kontribusi besar kepada pembangunan sektor perumahan. “(Pembiayaan di industri) pabrik semen, kemudian tambang pasir, tambang silika atau baja ringan, pabrik split, dan sebagainya, akan memberikan dorongan kepada pembangunan di sektor perumahan,” ujar Misbakhun.

Implementasi dari kebijakan sinergi ini juga terlihat dalam data statistik penyaluran subsidi perumahan sejak dilantiknya Presiden Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024 hingga 5 Februari 2025. Tercatat ada 93.484 unit rumah yang mendapatkan subsidi, terdiri dari berbagai jenis kredit perumahan. BTN menjadi penyalur terbanyak dalam program ini, dengan total penyaluran mencapai 28.842 unit atau 75,89 persen dari total realisasi penyaluran subsidi perumahan.

Lebih rinci, penyaluran tersebut terdiri dari 37.955 unit rumah melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), 1.384 unit melalui akad Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) khusus Aparatur Sipil Negara (ASN), serta 23.413 rumah yang sedang dalam persetujuan akad kredit. Selain itu, terdapat 8.717 unit rumah yang telah akad kredit, 11.783 unit rumah yang selesai dibangun namun belum akad, serta 10.232 unit rumah yang masih dalam proses pembangunan.

Dengan dukungan pemerintah dan parlemen, serta potensi sinergi dengan industri terkait, BTN diharapkan bisa mendorong akselerasi pembangunan perumahan di Indonesia. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan posisi BTN di sektor perbankan tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dengan menyediakan hunian terjangkau bagi masyarakat.

Implementasi strategi yang tepat dan sinergi yang kuat antara BTN dan industri terkait diharapkan mampu meningkatkan daya saing serta mengoptimalkan potensi ekonomi dari sektor perumahan di Indonesia. Ini bukan hanya sebuah tantangan, tetapi juga kesempatan bagi BTN untuk memperkuat fondasi bisnis yang lebih luas dan berkelanjutan.

Terkini