Pemangkasan Produksi OPEC Diproyeksikan Menjaga Stabilitas Harga Minyak hingga 2025

Rabu, 12 Februari 2025 | 14:16:50 WIB
Pemangkasan Produksi OPEC+ Diproyeksikan Menjaga Stabilitas Harga Minyak hingga 2025

JAKARTA - Dalam laporan terbarunya, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengungkapkan bahwa pemotongan produksi oleh OPEC+ diprediksi akan menstabilkan harga minyak dunia hingga awal 2025. Harga minyak yang stabil ini diperkirakan akan membantu mengatasi berbagai ketidakstabilan ekonomi global yang disebabkan oleh fluktuasi harga energi. Menurut EIA, harga minyak mentah Brent diprediksi akan berada pada rata-rata USD74 per barel pada 2025 sebelum sedikit turun menjadi USD66 pada 2026, seiring dengan peningkatan persediaan minyak global yang lebih tinggi.

Proyeksi tersebut tampaknya didasarkan pada asumsi bahwa produksi minyak global akan meningkat secara signifikan. "Kami memperkirakan produksi minyak global akan melonjak sebesar 1,9 juta barel per hari pada 2025 dan 1,6 juta barel per hari pada 2026," demikian pernyataan dalam laporan Prospek Energi Jangka Pendek (STEO) yang dirilis pada Selasa, 12 Februari 2025. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh produksi yang lebih besar dari negara-negara non-OPEC+ dan pelonggaran dalam pemotongan produksi.

Namun, laporan tersebut juga mencatat bahwa, meskipun ada berbagai sanksi yang diterapkan pada sektor minyak dan pelayaran Rusia sejak Januari, tidak ada dampak signifikan yang diproyeksikan terhadap harga atau pasokan global. Ini menyiratkan bahwa pasar telah menyesuaikan diri dengan sanksi tersebut.

Di sisi lain, tren energi di AS menunjukkan bahwa permintaan untuk bahan bakar minyak sulingan diperkirakan tumbuh sekitar empat persen pada tahun 2025. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Sementara itu, konsumsi bensin diperkirakan akan tetap stagnan. Ini karena peningkatan efisiensi bahan bakar yang mampu mengimbang peningkatan jumlah kendaraan bermotor.

Selain minyak, perhatian juga tertuju pada harga gas alam. EIA memperkirakan harga spot gas alam Henry Hub akan mencapai rata-rata USD3,80 per juta British thermal unit (MMBtu) pada 2025. Ini naik sekitar 21 persen dari estimasi sebelumnya dan diproyeksikan akan terus meningkat menjadi USD4,20 per MMBtu pada 2026. Peningkatan harga ini didorong oleh permintaan yang lebih kuat dan penarikan inventaris yang cepat.

Untuk sektor listrik, output di AS diprediksi tumbuh sebesar dua persen pada 2025 dan satu persen pada 2026. Hal ini menandai pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir sektor listrik menunjukkan pertumbuhan yang konsisten selama tiga tahun berturut-turut. Menariknya, energi surya semakin mendapatkan porsi yang lebih besar dalam pembangkitan listrik total, dari hanya lima persen pada 2024 menjadi delapan persen pada 2026. Sebaliknya, porsi pembangkit listrik dari gas alam diprediksi mengalami penurunan dari 43 persen pada 2024 menjadi 39 persen pada 2026. Penurunan ini diakibatkan oleh meningkatnya biaya bahan bakar.

Laporan ini menambahkan bahwa semua asumsi ekonomi makro dalam perkiraan mereka telah diselesaikan sebelum tindakan tarif baru-baru ini yang diambil oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Namun, mereka menekankan bahwa penyesuaian dapat dilakukan di masa depan seiring dengan perkembangan kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Dalam konteks internasional, laporan ini memberikan pandangan yang lebih jelas mengenai bagaimana langkah OPEC+ dan dinamika pasar lainnya akan memengaruhi harga minyak dan energi dalam beberapa tahun ke depan. Dengan stabilitas yang diharapkan dalam harga minyak, para pelaku industri energi dan pemerintah dapat membuat perencanaan yang lebih matang untuk mengelola pasokan dan memastikan keberlanjutan ekonomi energi mereka.

Terkini