
JAKARTA – Tren harga beras di berbagai daerah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras kini menurun tajam, sementara daerah yang mencatat penurunan harga justru semakin meluas.
Jika dua pekan lalu terdapat 214 kabupaten/kota dengan lonjakan harga beras, pekan ini angka tersebut hanya tersisa 100 kabupaten/kota. Sebaliknya, wilayah yang mengalami penurunan harga meningkat dari 58 menjadi 105 kabupaten/kota. Fakta ini memperlihatkan bahwa langkah pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah bersama Perum BULOG mulai membuahkan hasil nyata di lapangan.
Efektivitas Intervensi Pasar
Baca Juga
Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa capaian positif ini tidak lepas dari strategi distribusi dan intervensi yang konsisten. BULOG memperluas jangkauan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar-pasar utama yang masuk dalam pencatatan panel SP2KP Kementerian Perdagangan.
“Perum BULOG akan terus memastikan langkah-langkah pengendalian inflasi beras berjalan konsisten. Turunnya jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga sekaligus meluasnya daerah dengan tren penurunan harga menunjukkan bahwa intervensi yang kita lakukan mulai efektif. Kami akan terus memperkuat distribusi, memperluas pasar, dan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar harga beras tetap terkendali,” kata Rizal.
Fokus utama BULOG dalam beberapa pekan terakhir adalah menekan gejolak harga di daerah yang sebelumnya mencatat lonjakan signifikan. Dari 214 kabupaten/kota tersebut, sebagian besar kini sudah mendapat pasokan tambahan beras SPHP agar harga di tingkat konsumen lebih stabil.
Selain memperkuat distribusi, keterlibatan berbagai pihak juga menjadi faktor pendukung. BULOG menggandeng TNI dan Polri untuk menjaga kelancaran rantai pasok, memastikan keamanan distribusi, sekaligus mengawal program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di sejumlah daerah.
Sinergi Pentahelix Jadi Kunci
Upaya pengendalian inflasi beras bukan hanya kerja satu institusi. Rapat koordinasi nasional yang melibatkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, hingga Kementerian Koordinator Bidang Pangan menegaskan bahwa keberhasilan menjaga stabilitas harga adalah hasil kolaborasi lintas sektor.
Rizal menambahkan, “Kami tegaskan bahwa pengendalian inflasi pangan, khususnya beras, adalah hasil kerja bersama berkat koordinasi dan sinergi Pentahelix. BULOG hanya salah satu bagian penting dalam ekosistem tersebut. Peran Kemendagri yang utama, TNI dan Polri sebagai motor di lapangan, Bapanas sebagai regulator pangan, BPS sebagai penyedia data akurat, Kementan dalam mendukung produksi pangan, media berperan dalam penyampaian berita positif, para cendikiawan memberikan saran sesuai bidangnya, dan tentunya atas koordinasi serta pengendalian Menko Bidang Pangan, semua saling terkait dan melengkapi.”
Sinergi yang melibatkan berbagai unsur ini memperlihatkan bagaimana kerja kolektif mampu menciptakan dampak nyata. Penurunan harga beras di 105 kabupaten/kota sekaligus berkurangnya wilayah dengan lonjakan harga menjadi hanya separuh dari sebelumnya adalah bukti dari mekanisme pasar yang mulai responsif terhadap ketersediaan pasokan.
Stabilisasi Beras Jadi Prioritas
Meskipun tren membaik, BULOG memastikan langkah stabilisasi akan terus dijalankan secara berkelanjutan. Prioritas utama adalah menjaga ketersediaan pasokan nasional dalam jumlah yang memadai sehingga tidak terjadi kekosongan di pasar.
“Stok beras nasional akan terus kami amankan dalam jumlah cukup. Ketersediaan pasokan adalah kunci utama agar tren positif ini berlanjut, sehingga inflasi pangan, khususnya beras, tetap berada di level aman,” ujar Rizal.
Selain memperkuat stok, strategi ke depan mencakup perluasan jaringan distribusi, intensifikasi program SPHP di daerah-daerah strategis, serta peningkatan koordinasi lintas lembaga agar harga beras semakin stabil menjelang akhir tahun.
Dengan capaian terbaru ini, pemerintah menegaskan bahwa upaya pengendalian harga beras bukan sekadar wacana. Fakta penurunan harga di lebih dari seratus kabupaten/kota menjadi sinyal bahwa intervensi pasar yang dilakukan benar-benar dirasakan masyarakat. Ke depan, konsistensi dan kerja sama lintas sektor diharapkan terus terjaga agar inflasi pangan tetap terkendali, sekaligus melindungi daya beli masyarakat.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Transportasi Ramah Lingkungan Jadi Solusi Atasi Polusi Udara Jakarta
- Selasa, 09 September 2025
Terpopuler
1.
Serunya Live Streaming Voli Putra Pool A Livoli
- 09 September 2025
2.
7 Tempat Mie Ayam Enak dan Terjangkau di Jogja
- 09 September 2025
3.
Inter Milan vs Juventus: Lini Belakang Lawan Penyerang Muda
- 09 September 2025
4.
Dro Fernandez Jadi Buruan Manchester City dan Chelsea
- 09 September 2025
5.
Liverpool Tunda Perburuan Marc Guehi hingga Kontrak Habis
- 09 September 2025