Kamis, 02 Oktober 2025

Abadi Nusantara Hijau Akuisisi Dua Perusahaan Tambang Mineral

Abadi Nusantara Hijau Akuisisi Dua Perusahaan Tambang Mineral
Abadi Nusantara Hijau Akuisisi Dua Perusahaan Tambang Mineral

JAKARTA - PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk. (PACK) menegaskan langkah strategisnya di sektor pertambangan mineral melalui akuisisi saham pada dua perusahaan tambang di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Langkah ini menjadi bagian dari transformasi perusahaan menjadi holding company yang fokus pada perdagangan mineral.

Transaksi tersebut dilakukan melalui dua entitas anak PACK, yakni PT Adhi Prakarsa Raya (APR) dan PT Sumber Cahaya Raya (SCR), yang masing-masing dimiliki 99,998% oleh perseroan. Kedua anak usaha menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham (PJB) dengan Denway Development Limited pada 26 September 2025.

Detail Akuisisi dan Struktur Kepemilikan

Baca Juga

Hana Bank Perkuat Layanan Untuk Pertahankan Loyalitas Nasabah

Transaksi mencakup pengalihan 240 lembar saham PT Konutara Sejati (KS) kepada SCR dan 276 lembar saham PT Karyatama Konawe Utara (KKU) kepada APR. Efektivitas pengalihan resmi berlaku sejak diterbitkannya Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan oleh Kementerian Hukum dan HAM pada 29 September 2025.

Direktur Utama PACK, Magdalena Veronika, menyatakan bahwa kewajiban pembayaran penuh atas akuisisi ini akan dilaksanakan paling lambat 31 Januari 2026, atau sesuai kesepakatan bersama para pihak. “Kewajiban pembayaran penuh atas pelaksanaan pengalihan saham dilakukan paling lambat 31 Januari 2026 atau pada waktu lain yang disetujui,” ujarnya pada 30 September 2025.

Magdalena menegaskan bahwa transaksi ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, maupun kondisi keuangan perseroan. Selain itu, transaksi ini bukan termasuk transaksi afiliasi atau benturan kepentingan, namun dikategorikan sebagai transaksi material sesuai ketentuan OJK.

Langkah Strategis Menuju Holding Company

Sebelumnya, PACK telah mengajukan aksi korporasi strategis dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025. Agenda utama mencakup perubahan kegiatan usaha dari industri percetakan menjadi aktivitas perusahaan induk (holding company), dengan fokus pada entitas anak di sektor perdagangan mineral.

Dalam strategi ini, perseroan juga berencana menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) menjadi saham baru melalui mekanisme Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD). OWK tersebut dipersiapkan untuk dikonversi hingga 35 miliar saham baru, dengan dana hasil rights issue digunakan membiayai akuisisi minoritas dalam PT Konutara Sejati dan PT Karyatama Konawe Utara.

Nilai akuisisi mencapai US$68,7 juta untuk 30% saham PT Konutara Sejati dan US$100,08 juta untuk 34,5% saham PT Karyatama Konawe Utara. Penilaian independen menyebut transaksi ini tergolong material karena nilainya mencapai lebih dari 4.384,94% dari ekuitas perseroan per Juni 2025.

Meski termasuk transaksi material, manajemen PACK menegaskan bahwa harga yang disepakati wajar dan tidak melibatkan transaksi afiliasi. PMHMETD diharapkan memperkuat struktur permodalan perusahaan, menurunkan rasio utang terhadap ekuitas, serta meningkatkan kapasitas operasional anak usaha.

Risiko Dilusi dan Peran Pemegang Saham

Dalam mekanisme rights issue ini, pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya berpotensi terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 95,58%. Untuk mengantisipasi hal ini, PT Eco Energi Perkasa sebagai pemegang saham pengendali bertindak sebagai pembeli siaga atas sisa saham yang tidak diserap oleh pemegang saham publik.

Manajemen PACK optimistis bahwa langkah ini akan meningkatkan efisiensi struktur permodalan dan memperkuat posisi perseroan dalam bisnis perdagangan mineral. Selain itu, konsolidasi saham minoritas melalui anak usaha diharapkan memperkuat kendali operasional dan mempermudah pengambilan keputusan strategis di masa depan.

Dampak Jangka Panjang Akuisisi

Akuisisi saham ini tidak hanya memperluas kepemilikan PACK di sektor pertambangan, tetapi juga membuka peluang untuk memperkuat proyek pengembangan mineral di Konawe Utara. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk memaksimalkan nilai aset dan memperluas portofolio bisnis di sektor energi dan pertambangan.

Dengan kendali mayoritas, PACK berpotensi melakukan sinergi operasional antara entitas anak, meningkatkan efisiensi produksi, dan memaksimalkan potensi pertumbuhan di sektor mineral. Transformasi menjadi holding company juga diharapkan memperkuat posisi perusahaan dalam menarik investor dan mendukung ekspansi usaha di dalam negeri.

Arah Strategi PACK di Masa Depan

PACK menegaskan bahwa fokus utama ke depan adalah mengembangkan lini usaha pertambangan mineral melalui anak perusahaan, sambil memastikan struktur permodalan yang kuat dan risiko terkendali. Aksi strategis ini diharapkan mendorong pertumbuhan berkelanjutan, memaksimalkan nilai aset, dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar domestik dan internasional.

Secara keseluruhan, akuisisi saham di PT Konutara Sejati dan PT Karyatama Konawe Utara menegaskan komitmen PACK untuk memposisikan diri sebagai pemain utama di industri pertambangan mineral, sekaligus memperkuat struktur keuangan dan operasional perusahaan induk serta anak usaha.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Zurich Dorong Konservasi Lingkungan Lewat Penanaman Mangrove

Zurich Dorong Konservasi Lingkungan Lewat Penanaman Mangrove

JNE Apresiasi Karyawan Lewat Program Umrah Bersama Keluarga

JNE Apresiasi Karyawan Lewat Program Umrah Bersama Keluarga

Prudential Syariah dan Muhammadiyah Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat

Prudential Syariah dan Muhammadiyah Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat

Starbucks Tutup 100 Toko, Strategi Perbaiki Penjualan AS

Starbucks Tutup 100 Toko, Strategi Perbaiki Penjualan AS

Astra Akuisisi Mega Manunggal Property Senilai Rp3,34 Triliun

Astra Akuisisi Mega Manunggal Property Senilai Rp3,34 Triliun