12 Rekomendasi Rujak Cingur Legendaris Surabaya yang Wajib Dicoba Pecinta Kuliner
- Selasa, 16 Desember 2025
JAKARTA - Rujak cingur kerap menjadi pembuka cerita tentang kekayaan kuliner Surabaya yang sarat sejarah dan cita rasa. Hidangan ini tidak hanya dikenal karena isinya yang beragam, tetapi juga karena bumbu petisnya yang khas dan sulit dilupakan.
Sebagai makanan tradisional, rujak cingur merepresentasikan percampuran budaya, bahan lokal, dan kebiasaan makan masyarakat pesisir Jawa Timur. Tidak heran jika kuliner ini selalu masuk daftar wajib coba bagi siapa pun yang berkunjung ke Kota Pahlawan.
Surabaya memiliki banyak tempat makan rujak cingur dengan karakter rasa yang berbeda-beda. Mulai dari warung sederhana hingga tempat makan yang sudah dikenal lintas generasi, semuanya menawarkan pengalaman bersantap yang unik.
Baca Juga
Artikel ini menyajikan 12 rekomendasi tempat rujak cingur terfavorit di Surabaya. Setiap lokasi memiliki ciri khas, mulai dari komposisi bahan, tekstur bumbu, hingga porsi yang disajikan.
Ragam Rujak Cingur Legendaris di Surabaya
Rujak Cingur Genteng Durasim menjadi salah satu nama yang sering disebut ketika membahas rujak cingur legendaris Surabaya. Warung yang berada di Jalan Genteng Durasim Nomor 29 ini telah berdiri puluhan tahun dan dikenal dengan racikan bumbunya yang konsisten.
Dalam satu porsi, pengunjung akan menemukan timun, tahu, tempe, mie kuning, nanas, mangga muda, kangkung, kecambah, dan cingur sapi. Warung ini buka setiap hari pukul 11.00–17.00 WIB dengan harga sekitar Rp35.000 hingga Rp50.000 per porsi.
Rujak Cingur Delta atau yang dikenal dengan sebutan Kayon juga menjadi destinasi favorit. Lokasinya berada di Jalan Kayon Nomor 46D, Embong Kemiri, Surabaya, dan telah eksis lintas generasi.
Ciri khas utama rujak cingur di sini adalah penggunaan mie kuning yang cukup dominan. Warung ini buka dari pukul 09.00 hingga 21.00 WIB dengan harga mulai Rp40.000 per porsi.
Rujak Cingur Ahmad Jais di kawasan Peneleh, Genteng, menawarkan suasana sederhana namun penuh nostalgia. Warung ini berada di Jalan Ahmad Jais Nomor 40 dan kerap menjadi pilihan warga sekitar.
Sajian rujak cingur di sini terdiri dari tauge, kangkung rebus, tahu, tempe goreng, cingur, dan bumbu petis kental. Jam operasionalnya umumnya dari pukul 10.00 hingga 16.00 WIB dengan harga yang terjangkau.
Rujak Cingur Joko Dolog yang berada di Jalan Taman Apsari dikenal dengan porsinya yang besar. Tempat ini sering dipilih oleh pengunjung yang ingin makan rujak cingur hingga benar-benar kenyang.
Potongan tempe, tahu, dan cingur disajikan dalam ukuran cukup besar dengan bumbu petis bertekstur lumer. Harga per porsinya berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000 dan buka dari pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
Pilihan Rujak Cingur Favorit Warga Lokal
Rujak Cingur Cak No atau Rujak Cingur TVRI berlokasi di Jalan Raya Dukuh Kupang Nomor 214. Lokasinya yang dekat dengan kantor TVRI Surabaya membuatnya mudah dikenali.
Bumbu petis di tempat ini dikenal kental dan pedas dengan isian cingur yang melimpah. Warung ini buka setiap hari pukul 11.30–17.00 WIB dengan harga sekitar Rp30.000 hingga Rp32.000.
Rujak Cingur Bu Nur Aini Sedati berada di kawasan perbatasan Surabaya dan Sidoarjo. Tepatnya di Jalan Raya Sedati Gede Nomor 66, warung ini terkenal dengan porsi besar dan taburan bawang putih goreng.
Pengunjung dapat menyaksikan proses peracikan rujak secara langsung. Harga per porsi berkisar antara Rp40.000 hingga Rp50.000 tergantung isian yang dipilih.
Gado-Gado Arjuno Pak Satumin yang terletak di Jalan Arjuno Nomor 127 tidak hanya menyajikan gado-gado. Warung ini juga menawarkan rujak cingur dengan harga yang relatif terjangkau.
Rujak cingur di sini menggunakan bahan segar dengan bumbu petis khas yang kaya rasa. Warung ini buka setiap hari pukul 08.00–17.00 WIB dan menjadi favorit banyak pelanggan setia.
Rujak Cingur dan Gado-Gado Bu Mariyati di Jalan Jolotundo Nomor 55 menghadirkan pilihan menu yang variatif. Satu porsi rujak cingur berisi cingur, sayuran, tempe, tahu, dan mangga muda.
Rasa gurih bumbu petis berpadu dengan kesegaran bahan-bahan pelengkap. Tempat ini buka pukul 10.00–17.30 WIB dengan harga sekitar Rp30.000 per porsi.
Rekomendasi Rujak Cingur dengan Cita Rasa Otentik
Rujak Cingur Bu Nasir di kawasan Jalan Achmad Jaiz dikenal karena tekstur cingurnya yang kenyal. Bumbu petis diracik dari bahan pilihan untuk menghasilkan rasa yang seimbang.
Selain cingur, sajian ini dilengkapi sayuran, buah, tahu, tempe, dan lontong. Warung ini buka setiap hari pukul 08.00–15.30 WIB dan menjadi favorit pencinta rasa autentik.
Rujak Cingur BBM di Jalan Tenggilis Timur VII HH Nomor 1 menawarkan konsistensi rasa yang terjaga. Setiap porsi disajikan dengan perhatian pada detail racikan bumbu.
Tempat ini buka pukul 09.30–15.30 WIB dengan harga sekitar Rp40.000 per porsi. Banyak pengunjung merekomendasikannya karena rasa yang stabil dan memuaskan.
Rujak Cingur Bu Kris di kawasan Kayon menawarkan rujak cingur dengan harga terjangkau. Selain rujak cingur, tersedia pula menu lain seperti sayur asem dan ayam goreng.
Warung ini buka dari pukul 08.30 hingga 20.00 WIB dan menyediakan berbagai pilihan minuman. Paduan menu yang lengkap membuat tempat ini ramai dikunjungi.
Rujak Cingur Mbak Mus Sidosermo di Kecamatan Wonocolo menyajikan beragam pilihan menu. Selain rujak cingur, tersedia tahu campur, gado-gado, dan lontong mi.
Bumbu petisnya dapat disesuaikan tingkat kepedasannya sesuai selera. Warung ini buka setiap Senin dan Selasa pukul 09.00–17.00 WIB dengan harga yang ramah di kantong.
Asal Usul dan Makna Rujak Cingur
Rujak cingur dikenal sebagai makanan khas Surabaya yang telah ada sejak puluhan tahun lalu. Hidangan ini diyakini telah berusia lebih dari delapan dekade dan diwariskan secara turun-temurun.
Istilah rujak berasal dari kebiasaan masyarakat Madura yang kemudian beradaptasi dengan selera lokal Surabaya. Perpaduan rujak buah dan bahan khas akhirnya melahirkan rujak cingur seperti yang dikenal saat ini.
Penggunaan cingur atau bagian mulut sapi dipengaruhi faktor geografis dan budaya. Kedekatan Surabaya dengan Madura membuat pasokan daging sapi mudah diperoleh sejak dahulu.
Dalam bahasa Jawa, kata cingur berarti mulut yang merujuk pada moncong sapi. Bagian ini direbus lama hingga empuk sebelum dicampurkan ke dalam rujak.
Rujak cingur biasanya terdiri dari potongan buah seperti nanas, mentimun, bengkuang, dan mangga muda. Hidangan ini juga dilengkapi sayuran, lontong, tahu, tempe, serta bumbu kacang dengan petis udang pekat.
Semua bumbu diuleg secara manual sehingga rujak cingur sering disebut sebagai rujak uleg. Perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas membuat kuliner ini tetap digemari hingga kini.
Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kementerian PU Percepat Pemulihan Jalan dan Infrastruktur Pasca Banjir Sibolga
- Selasa, 16 Desember 2025
Harga Ekspor Konsentrat Tembaga Naik Dipicu Permintaan Global dan Harga Logam
- Selasa, 16 Desember 2025
Bantuan Logistik dan Air Bersih Kementan Dikirim Cepat ke Wilayah Bencana Sumatera
- Selasa, 16 Desember 2025
GOTO Siapkan Kepemimpinan Baru, Hans Patuwo Dinilai Tepat Jadi CEO
- Selasa, 16 Desember 2025
Berita Lainnya
10 Tempat Timlo Solo Legendaris Favorit Wisatawan Kuliner Tahun 2025
- Selasa, 16 Desember 2025
8 Tempat Ikan Bakar Terbaik di Cianjur Favorit Keluarga Pecinta Kuliner Sunda
- Selasa, 16 Desember 2025
10 Tempat Brunch Favorit Jakarta Selatan dengan Menu Lezat dan Suasana Instagramable
- Selasa, 16 Desember 2025
10 Tempat Timlo Solo Legendaris Favorit Wisatawan Kuliner Tahun 2025
- Selasa, 16 Desember 2025
8 Tempat Ikan Bakar Terbaik di Cianjur Favorit Keluarga Pecinta Kuliner Sunda
- Selasa, 16 Desember 2025











