Kamis, 18 Desember 2025

Industri Pulp dan Kertas Hadapi Transformasi Hijau untuk Tetap Kompetitif Global

Industri Pulp dan Kertas Hadapi Transformasi Hijau untuk Tetap Kompetitif Global
Industri Pulp dan Kertas Hadapi Transformasi Hijau untuk Tetap Kompetitif Global

JAKARTA - Industri pulp dan kertas nasional kini menghadapi tuntutan global yang menekankan keberlanjutan, dekarbonisasi, dan transparansi rantai pasok. Pasar internasional tidak lagi hanya menilai kapasitas produksi, melainkan juga komitmen industri terhadap praktik bisnis ramah lingkungan.

Kontribusi Ekonomi dan Tenaga Kerja

Meskipun tantangan global meningkat, kinerja ekonomi sektor pulp dan kertas tetap solid. Pada 2025, kontribusi industri ini mencapai 3,68% terhadap produk domestik bruto nonmigas.

Baca Juga

ATSI Dorong Penurunan Pajak Internet Agar 5G Indonesia Bisa Lebih Cepat

Dari sisi ketenagakerjaan, industri pulp dan kertas menyerap lebih dari 288 ribu tenaga kerja langsung. Selain itu, sektor ini mendukung sekitar 1,2 juta tenaga kerja tidak langsung sepanjang 2024.

Hingga pertengahan 2025, Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia. Kapasitas produksi nasional terus berkembang, menjadi penopang ekonomi sekaligus pemain penting dalam rantai pasok global.

Tuntutan Global Mendorong Transformasi Hijau

Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Liana Bratasida, menekankan bahwa keberlanjutan kini menjadi kewajiban bagi industri. “Keberlanjutan bukan sekadar tren, melainkan kewajiban kepatuhan sekaligus keunggulan kompetitif,” katanya pada Rabu, 17 Desember 2025.

Tekanan global muncul dari preferensi konsumen internasional yang semakin memperhatikan praktik ramah lingkungan. Selain itu, standar keberlanjutan yang ketat menuntut industri menyesuaikan strategi produksi dan rantai pasok.

Dalam menghadapi tantangan ini, APKI mendorong anggotanya untuk meningkatkan efisiensi energi. Adopsi teknologi rendah karbon serta penerapan ekonomi sirkular menjadi fokus utama dalam transformasi industri.

Strategi Industri Hadapi Tantangan Emisi

Menurut Senior Product Manager Fastmarkets, Sampsa Veijalainen, pasar internasional sangat sensitif terhadap isu emisi dan transparansi rantai pasok. Investor global kini menempatkan intensitas emisi sebagai faktor utama dalam pengambilan keputusan bisnis.

Industri pulp dan kertas telah berkontribusi sekitar 15,55% dari total emisi sektor industri. Upaya dekarbonisasi menjadi sangat penting agar produk nasional tetap diterima di pasar global yang menuntut jejak karbon rendah.

Transformasi hijau membutuhkan pembiayaan signifikan. Investasi awal yang besar dan keterbatasan akses pendanaan menjadi tantangan utama bagi pelaku industri dalam mengadopsi teknologi ramah lingkungan.

APKI menilai bahwa dukungan kebijakan pemerintah dan insentif fiskal menjadi kunci agar transformasi berjalan efektif. Skema pembiayaan hijau yang kompetitif juga diperlukan agar industri dapat beradaptasi tanpa mengurangi daya saing.

Dukungan Pemerintah untuk Industri Berkelanjutan

Pemerintah menekankan perlunya transformasi industri pulp dan kertas secara bertahap dan terukur. Dirjen Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyatakan dukungan terhadap industri hijau dan rendah emisi.

“Kebijakan ini sejalan dengan target Net Zero Emission sektor industri dan komitmen nasional penurunan gas rumah kaca,” ujarnya. Transformasi industri tidak hanya menjawab tuntutan global, tetapi juga memastikan daya saing jangka panjang industri nasional.

Roadmap dekarbonisasi industri disusun realistis, terukur, dan didukung insentif yang kondusif. Strategi ini mencakup teknologi rendah karbon, pengelolaan limbah lebih baik, dan praktik ekonomi sirkular.

Pemerintah juga mendorong pelaku industri untuk mengintegrasikan praktik keberlanjutan ke dalam setiap aspek produksi. Hal ini menjadi salah satu penentu daya saing Indonesia di pasar global yang semakin peduli lingkungan.

Masa Depan Industri Pulp dan Kertas

Transformasi hijau bukan sekadar tuntutan pasar, tetapi juga peluang kompetitif. Industri yang adaptif terhadap tren global berpeluang menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan reputasi di mata investor internasional.

Dalam jangka panjang, praktik berkelanjutan akan menurunkan biaya energi, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar ekspor. Sementara itu, konsumen global semakin menilai merek berdasarkan komitmen lingkungan dan transparansi rantai pasok.

APKI menegaskan bahwa keberlanjutan menjadi fondasi utama untuk menghadapi dinamika pasar. Dengan strategi yang tepat, industri pulp dan kertas Indonesia dapat tetap relevan, berdaya saing, dan ramah lingkungan.

Meski tantangan besar, sektor ini memiliki potensi kuat untuk bertransformasi. Kombinasi inovasi teknologi, dukungan pemerintah, dan komitmen pelaku industri menjadi kunci sukses menuju industri hijau yang berkelanjutan.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bulog Siap Perkuat Stabilitas Pasar Minyak Goreng Melalui Dua Skema Distribusi

Bulog Siap Perkuat Stabilitas Pasar Minyak Goreng Melalui Dua Skema Distribusi

Pilihan Rumah Murah di Klaten 2026, Harga Mulai Rp125 Juta Saja

Pilihan Rumah Murah di Klaten 2026, Harga Mulai Rp125 Juta Saja

Rumah Subsidi Rp173 Juta di Kendari, Pilihan Tepat untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Rumah Subsidi Rp173 Juta di Kendari, Pilihan Tepat untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Kredit Perumahan Rp3,5 Triliun Dorong UMKM dan Pembangunan Rumah di Indonesia

Kredit Perumahan Rp3,5 Triliun Dorong UMKM dan Pembangunan Rumah di Indonesia

Pengusaha Dorong Pemerintah Amankan Pengecualian Tarif Sawit dalam Perundingan RI-AS

Pengusaha Dorong Pemerintah Amankan Pengecualian Tarif Sawit dalam Perundingan RI-AS