Mitratel Akuisisi Fiber Optik PTPP Senilai Rp645,45 Miliar: Strategi Baru di Tengah Persaingan Telekomunikasi

Rabu, 04 Desember 2024 | 19:43:19 WIB
Mitratel Akuisisi Fiber Optik PTPP Senilai Rp645,45 Miliar: Strategi Baru di Tengah Persaingan Telekomunikasi

JAKARTA - Pasar telekomunikasi Indonesia kembali diramaikan dengan kabar akuisisi strategis yang melibatkan anak usaha dari raksasa telekomunikasi, PT Telkom Indonesia. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), yang lebih dikenal dengan nama Mitratel, telah resmi mengambil alih aset fiber optik dari PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dengan nilai transaksi mencapai Rp645,45 miliar. Langkah ini diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (4/12/2024), menandai pijakan baru bagi kedua perusahaan dalam mengarungi lanskap bisnis yang semakin kompetitif.

Mitratel, yang merupakan bagian dari Grup Telkom Indonesia, secara resmi telah mengakuisisi 42.570 lembar saham dari PT Ultra Mandiri Telekomunikasi milik PT PP Infrastruktur. Ini adalah langkah nyata untuk memperkuat posisi Mitratel dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi, terutama di sektor fiber optik yang saat ini tengah berkembang pesat.

Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, mengungkapkan bahwa penjualan ini adalah bagian dari strategi PTPP untuk memfokuskan serta merampingkan portofolio bisnisnya. Menurut Agus, “Dalam rangka memperkuat bisnis utamanya [PP Infrastruktur] pada sektor air atau SPAM dan merampingkan portofolio investasi untuk mencapai keberlanjutan usaha.”

PT Ultra Mandiri Telekomunikasi sendiri, yang mulai beroperasi sejak tahun 2019, memiliki aset senilai Rp352,66 miliar dan mencatat pendapatan sebesar Rp73,97 miliar hingga kuartal III tahun 2024. Dengan akuisisi ini, Mitratel berharap dapat memanfaatkan potensi besar dari Ultra Mandiri Telekomunikasi dan memperluas jangkauan jaringan fiber optiknya, mengingat permintaan akan layanan data yang terus meningkat di tengah digitalisasi yang masif di Indonesia.

Langkah divestasi dari PTPP ini tampaknya merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengoptimalkan kinerja keuangan perusahaan. Selain Ultra Mandiri Telekomunikasi, PTPP juga berencana mengurangi kepemilikan sahamnya di beberapa anak usahanya lainnya, seperti PT PP Infrastruktur, PT PP Semarang Demak, dan PT Celebes Railway Indonesia.

Agus menjelaskan bahwa divestasi ini adalah bagian dari upaya mengurangi beban utang jangka panjang perusahaan. “Pada tahun ini, nilai divestasi dibidik sebesar Rp1 triliun dengan proporsi penjualan di sektor infrastruktur sebesar 63% dan aset berwujud mencapai 37%. [Penurunan utang] juga ditempuh melalui mekanisme pembukuan yang dikonsolidasikan dari beberapa anak perusahaan, sehingga terkait dengan utang ini tidak membebani balance sheet dari PTPP,” tambahnya.

Menyambut langkah ini, Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, memberikan pandangan positif. Menurut Sukarno, divestasi oleh PTPP dapat dilihat sebagai opsi strategis yang menarik. “Divestasi yang ditempuh PTPP memang menjadi opsi menarik untuk mendapatkan dana segar secara cepat, sekaligus mengurangi beban utang yang dipikul perusahaan. Secara umum, investor bakal merespons positif aksi divestasi jika dilakukan dengan tujuan yang jelas dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” ungkapnya.

Namun, Sukarno juga mengingatkan bahwa investor bisa menunjukkan kekhawatiran jika divestasi dilakukan terlalu sering atau dengan harga yang tidak sebanding. “Jika divestasi dilakukan terlalu sering atau dengan harga yang tidak wajar, investor dapat khawatir terhadap kinerja perusahaan jangka panjang,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk Mitratel, akuisisi ini sejalan dengan visi perusahaan untuk lebih dominan dalam menyediakan jaringan telekomunikasi terintegrasi dan andal di Indonesia. Dengan aset fiber optik dari Ultra Mandiri Telekomunikasi, Mitratel kini memiliki peluang untuk memperkuat layanannya dan memperbesar pangsa pasarnya.

Dalam konteks yang lebih luas, akuisisi ini mencerminkan dinamika bisnis telekomunikasi di Indonesia yang terus berkembang dan menuntut pelaku industri untuk terus berinovasi dan memperdalam penetrasi pasar. Dengan potensi pertumbuhan yang signifikan, sektor telekomunikasi Indonesia terus menarik perhatian investor dan pelaku bisnis untuk terus tumbuh dan berkembang di masa depan.

Terkini