JAKARTA - Pemerintah menyiapkan perluasan rumah subsidi vertikal, termasuk apartemen dan rumah susun, dengan luas mencapai 45 meter persegi (m²). Kebijakan ini ditujukan untuk memberi hunian layak bagi satu keluarga, terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Rencana tersebut diumumkan saat Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengunjungi Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di Jakarta pada Selasa, 14 Oktober 2025. Menurut Purbaya, ukuran 45 m² dianggap lebih manusiawi dan cukup nyaman untuk ditinggali sehari-hari.
“Menurut pengalaman saya tinggal di apartemen, ukuran 45 meter paling manusiawilah untuk satu keluarga,” ungkap Purbaya di Kantor Kementerian PKP. Dengan luas tersebut, hunian bisa memberikan ruang cukup untuk aktivitas keluarga tanpa terkesan sempit.
Target Sasaran Masyarakat Berpenghasilan Tanggung
Purbaya menjelaskan, rumah subsidi vertikal ini nantinya akan disasarkan kepada Masyarakat Berpenghasilan Tanggung (MBT). Mereka adalah kelompok yang memiliki kemampuan finansial sedikit di atas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
MBT terdiri dari guru, dosen, perawat, hingga karyawan restoran dan swasta lainnya. Tujuannya adalah agar rumah dekat dengan lokasi kerja, sehingga mempermudah mobilitas sehari-hari.
Kementerian PKP menilai pendekatan ini bisa meningkatkan kualitas hidup penerima manfaat. Dengan rumah yang lebih luas dan strategis, produktivitas serta kenyamanan hidup masyarakat dapat meningkat.
Selain itu, program ini juga diharapkan mengurangi kesenjangan hunian di kota-kota besar. Banyak pekerja menengah sebelumnya harus menempati hunian sempit atau jauh dari tempat kerja.
Dukungan Pemerintah dan Regulasi
Menteri PKP, Maruarar Sirait, menyambut baik wacana perluasan rumah subsidi vertikal. Ara menegaskan rumah 45 m² ini bisa ditujukan untuk berbagai profesi penting seperti guru, dosen, dan tenaga kesehatan.
“Prinsipnya adalah rumah dan tempat kerja tidak jauh, sehingga masyarakat lebih nyaman dan efisien dalam mobilitas,” tambah Ara. Regulasi terkait luas bangunan ini ditargetkan diterbitkan pada akhir bulan Oktober 2025.
Pemerintah berencana menerbitkan surat resmi melalui Sekretariat Jenderal dalam waktu satu minggu. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mempercepat realisasi program hunian layak.
Dengan dukungan regulasi dan anggaran yang memadai, diharapkan pembangunan rumah subsidi vertikal bisa berjalan cepat dan tepat sasaran. Program ini menjadi salah satu solusi bagi kebutuhan hunian masyarakat berpenghasilan menengah di perkotaan.
Manfaat Rumah Subsidi Vertikal bagi Penerima Manfaat
Rumah subsidi vertikal diharapkan memberikan berbagai keuntungan bagi penerima manfaat. Selain memiliki luas lebih manusiawi, hunian ini juga strategis dekat dengan fasilitas publik dan kantor kerja.
Keuntungan lainnya adalah efisiensi biaya transportasi. Pekerja bisa mengurangi waktu dan pengeluaran untuk perjalanan harian, sehingga lebih produktif dan nyaman.
Dengan luas 45 m², satu keluarga dapat memiliki ruang cukup untuk tidur, aktivitas sehari-hari, dan penyimpanan barang. Hal ini membuat hunian lebih layak dibanding rumah subsidi vertikal sebelumnya yang cenderung sempit.
Program ini juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan sosial di kawasan hunian. Dengan desain yang lebih modern dan fasilitas memadai, interaksi antarwarga bisa lebih harmonis.
Pemerintah menargetkan program ini dapat membantu menekan permintaan hunian di sektor informal. Banyak pekerja menengah sebelumnya menempati rumah kontrakan dengan kondisi tidak ideal.
Langkah Strategis Pemerintah ke Depan
Penerapan rumah subsidi vertikal 45 m² menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam mengatasi kekurangan hunian di perkotaan. Program ini diharapkan bisa berjalan secara berkelanjutan dengan dukungan berbagai pihak.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga terkait akan menjadi kunci keberhasilan. Mitra pembangunan dapat memastikan hunian cepat terbangun dan siap dihuni.
Selain itu, pemerintah menekankan pentingnya monitoring dan evaluasi berkala. Dengan evaluasi rutin, kualitas hunian dan distribusi rumah subsidi bisa dipantau agar tepat sasaran.
Program rumah subsidi vertikal ini juga berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pembangunan dan distribusi hunian baru akan menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan sektor jasa dan perdagangan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat berpenghasilan menengah memiliki akses ke hunian layak dan strategis. Program ini juga mendukung visi pemerintah untuk menyejahterakan rakyat melalui hunian yang nyaman dan terjangkau.