JAKARTA - Di tengah fluktuasi harga nikel global dan ketatnya persaingan industri tambang, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) berhasil mencatatkan kinerja impresif sepanjang kuartal III-2025. Emiten tambang nikel tersebut membukukan laba bersih sebesar Rp442 miliar, naik 54,8 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Pertumbuhan laba ini tidak datang secara kebetulan, melainkan hasil dari strategi bisnis yang adaptif terhadap perubahan pasar. Dalam periode yang sama, pendapatan DKFT juga meningkat menjadi Rp1,2 triliun, menandakan pengelolaan operasional yang solid dan efisien.
Direktur DKFT, Feni Silviani Budiman, menegaskan bahwa pencapaian tersebut merupakan buah dari strategi perusahaan dalam merespons dinamika ekonomi dan harga komoditas. “Hasil-hasil ini merupakan implementasi strategi perseroan dalam menanggapi dinamika pasar. Kami berkomitmen untuk mempertahankan momentum ini dan akan terus berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Feni pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Pernyataan tersebut menegaskan arah strategis perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, tetapi juga menyiapkan fondasi kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan. DKFT tampaknya berfokus pada optimalisasi produksi dan efisiensi biaya di tengah ketidakpastian global.
Produksi Bijih Nikel dan Penjualan Mengalami Lonjakan Signifikan
Sepanjang kuartal III-2025, DKFT mencatatkan peningkatan signifikan pada volume produksi dan penjualan bijih nikel. Produksi bijih nikel perusahaan mencapai 2,07 juta ton, naik sekitar 18 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, volume penjualan juga meningkat tajam sebesar 31 persen menjadi 2,29 juta ton, mencerminkan tingginya permintaan pasar dan kemampuan operasional perusahaan dalam memenuhi kebutuhan industri. Peningkatan volume tersebut menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan pendapatan dan laba bersih DKFT di 2025.
Kinerja operasional yang solid turut tercermin dari lonjakan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) perusahaan. Hingga akhir September 2025, EBITDA DKFT naik 197,94 persen yoy mencapai Rp638,09 miliar.
Capaian ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga efisiensi serta memaksimalkan profitabilitas di tengah kenaikan biaya produksi dan perubahan harga nikel dunia. Dengan strategi efisiensi yang tepat, DKFT berhasil memanfaatkan momentum harga nikel yang relatif stabil untuk memperkuat arus kas dan margin usaha.
Arus Kas Menguat di Tengah Tekanan Pasar Modal
Dari sisi keuangan, DKFT juga mencatat pertumbuhan arus kas operasional yang solid. Hingga kuartal III-2025, arus kas operasional naik sebesar 25 persen menjadi Rp677,4 miliar, mencerminkan likuiditas yang sehat dan pengelolaan keuangan yang disiplin.
Kinerja positif tersebut menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan memiliki fondasi finansial yang kokoh untuk menopang ekspansi dan investasi jangka panjang. Namun demikian, di sisi pasar modal, pergerakan saham DKFT menunjukkan tren yang lebih moderat.
Pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025, saham DKFT tercatat turun 6,25 persen ke posisi Rp750 per saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp92,70 miliar dari total 121 juta saham yang berpindah tangan. Meski begitu, penurunan harga saham ini dinilai bersifat teknikal dan tidak mencerminkan kinerja fundamental perusahaan yang tengah menguat.
Hingga penutupan perdagangan hari itu, harga saham DKFT tercatat stagnan di level Rp750 per saham. Kondisi tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh aksi ambil untung (profit-taking) investor setelah periode kenaikan sebelumnya.
Fokus Strategis DKFT: Nilai Tambah dan Keberlanjutan Bisnis
Kenaikan kinerja DKFT tidak terlepas dari langkah-langkah strategis yang diambil manajemen dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan terus berupaya memperluas efisiensi produksi, meningkatkan nilai tambah produk nikel, serta memperkuat hubungan dengan mitra bisnis dan pelanggan utama.
Fokus utama DKFT juga diarahkan pada penguatan rantai pasok (supply chain) agar dapat mengantisipasi fluktuasi harga nikel global. Dengan pasokan yang terjaga, DKFT mampu mempertahankan volume ekspor dan menjaga margin keuntungan di level optimal.
Langkah strategis lainnya mencakup pengembangan fasilitas pengolahan (smelter) yang berorientasi pada produk bernilai tinggi. Arah kebijakan ini diharapkan tidak hanya mendongkrak kinerja finansial, tetapi juga memperkuat posisi DKFT dalam mendukung hilirisasi industri nikel nasional.
Selain itu, perusahaan mulai memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainability) dalam setiap lini operasinya. Praktik tambang ramah lingkungan dan efisiensi energi menjadi bagian dari strategi jangka panjang yang sejalan dengan komitmen global terhadap ekonomi hijau.
Tantangan dan Prospek DKFT Menjelang Akhir 2025
Meskipun performa DKFT tampak solid, tantangan tetap ada di depan mata. Fluktuasi harga nikel internasional dan kebijakan ekspor-impor logam di beberapa negara masih bisa memengaruhi stabilitas margin perusahaan.
Selain itu, dinamika geopolitik dan kebijakan moneter global turut memberikan tekanan terhadap sektor pertambangan, terutama dari sisi permintaan industri baterai dan kendaraan listrik. Namun, DKFT diyakini memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk menjaga kinerja positifnya.
Feni Silviani Budiman menekankan bahwa perusahaan akan tetap berkomitmen menjaga momentum pertumbuhan yang telah tercapai. Ia menyebut bahwa DKFT akan terus memperkuat strategi bisnis agar mampu menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.
Dalam jangka menengah, DKFT berpotensi memanfaatkan meningkatnya permintaan global terhadap nikel sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik. Kenaikan permintaan tersebut dapat menjadi katalis positif bagi kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang.
Di sisi lain, perusahaan juga diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Strategi ini tidak hanya akan memperkuat reputasi perusahaan, tetapi juga meningkatkan daya tarik investor di pasar modal.
DKFT Tunjukkan Ketahanan dan Potensi Jangka Panjang
Secara keseluruhan, capaian DKFT pada kuartal III-2025 mencerminkan ketahanan dan strategi adaptif dalam menghadapi tantangan industri nikel global. Laba bersih yang naik 54,8 persen menjadi Rp442 miliar menjadi bukti bahwa strategi efisiensi dan ekspansi produksi berjalan efektif.
Dengan peningkatan pendapatan hingga Rp1,2 triliun, pertumbuhan EBITDA hampir tiga kali lipat, serta arus kas yang semakin kuat, DKFT menunjukkan bahwa fundamental bisnisnya tetap solid. Meski harga saham mengalami koreksi, prospek jangka panjang perusahaan dinilai tetap menjanjikan.
Konsistensi DKFT dalam menjalankan strategi berorientasi nilai tambah dan keberlanjutan diyakini akan menjadi faktor utama dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan. Dengan dukungan operasional yang kuat dan komitmen terhadap efisiensi, DKFT berpotensi melanjutkan momentum positifnya hingga akhir tahun 2025 dan seterusnya.