Jelang Natal dan Tahun Baru 2025/2026, Pelaku Usaha Pangan Sepakat Jaga Harga Tetap Stabil

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:31:32 WIB
Jelang Natal dan Tahun Baru 2025/2026, Pelaku Usaha Pangan Sepakat Jaga Harga Tetap Stabil

JAKARTA - Menjelang meningkatnya kebutuhan masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru 2025/2026, perhatian publik tertuju pada kestabilan harga dan ketersediaan pangan. Dalam situasi ini, pelaku usaha pangan menyampaikan komitmen bersama untuk menjaga pasokan dan memastikan harga tetap terkendali sesuai ketentuan pemerintah.

Kesepakatan tersebut muncul sebagai bentuk respons atas kekhawatiran masyarakat terhadap potensi lonjakan harga bahan pokok. Para pelaku usaha menyatakan siap mematuhi ketentuan harga eceran tertinggi dan harga acuan penjualan yang telah ditetapkan.

Komitmen ini dinilai penting untuk menjaga daya beli masyarakat selama momentum Nataru. Selain itu, kepastian pasokan juga menjadi kunci agar distribusi pangan berjalan lancar tanpa gangguan berarti.

Stok Daging Sapi Dipastikan Aman dan Harga Terkendali

Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia, Joni Liano, menyampaikan bahwa stok daging sapi nasional berada dalam kondisi aman. Ia menegaskan bahwa kebutuhan masyarakat selama periode Nataru dapat terpenuhi tanpa risiko kekurangan pasokan.

Menurut Joni, pergerakan harga daging sapi yang terjadi di pasar bukanlah kenaikan signifikan. Ia menilai perubahan harga tersebut lebih tepat disebut sebagai penyesuaian yang masih berada dalam koridor kewajaran.

Ia menjelaskan bahwa harga daging sapi yang dibeli saat ini berada di kisaran US$3,65. Sementara itu, harga acuan untuk sapi hidup telah ditetapkan pada rentang Rp56.000 hingga Rp58.000.

Joni menekankan bahwa pelaku usaha masih menjual di bawah batas harga acuan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen pelaku usaha untuk tetap mengikuti kebijakan yang berlaku.

Ia menyatakan sejalan dengan arahan Menteri Pertanian yang menginginkan keseimbangan bagi seluruh pihak. Menurutnya, kondisi ideal adalah ketika pedagang, penjual, dan konsumen sama-sama merasa diuntungkan.

Joni juga menegaskan bahwa harga yang diterapkan saat ini tidak melebihi ketentuan harga acuan. Dengan demikian, konsumen tetap dapat membeli daging sapi dengan harga yang wajar.

Ketentuan mengenai harga acuan telah diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024. Regulasi tersebut mengatur Harga Acuan Pembelian di tingkat produsen dan Harga Acuan Penjualan di tingkat konsumen.

Untuk sapi hidup di tingkat produsen, HAP ditetapkan pada kisaran Rp56.000 hingga Rp58.000 per kilogram. Ketentuan ini menjadi rujukan utama dalam transaksi di sektor peternakan sapi.

Sementara itu, HAP tingkat konsumen untuk daging sapi segar atau chilled paha depan ditetapkan sebesar Rp130.000 per kilogram. Untuk paha belakang segar, harga acuannya berada di angka Rp140.000 per kilogram.

Selain itu, daging sapi beku paha depan memiliki harga acuan Rp105.000 per kilogram. Untuk daging kerbau beku, harga acuan yang ditetapkan adalah Rp80.000 per kilogram.

Harga Telur Melandai dan Sorotan pada Rantai Distribusi

Selain daging sapi, perhatian juga tertuju pada komoditas telur yang kerap mengalami fluktuasi harga. Ketua Umum Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso, menyampaikan bahwa harga telur saat ini cenderung melandai.

Ia menampik adanya klaim kenaikan harga telur yang signifikan di tingkat peternak. Menurutnya, jika ditemukan harga telur di atas Rp30.000 per kilogram, pelakunya bukan berasal dari peternak.

Yudianto menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu sempat terjadi kenaikan harga telur dan ayam. Namun, kondisi tersebut dipicu oleh peran perantara atau middleman yang bermain dalam rantai distribusi.

Ia menilai praktik oknum middleman ini merugikan peternak dan konsumen. Oleh karena itu, pengawasan terhadap rantai pasok menjadi hal yang sangat penting.

Permasalahan middleman dalam distribusi pangan pokok strategis juga menjadi perhatian pemerintah. Praktik tersebut dinilai menciptakan distorsi harga yang tidak mencerminkan kondisi pasar sebenarnya.

Kondisi pasar yang tidak normal akibat permainan perantara dapat merugikan banyak pihak. Mulai dari produsen yang menerima harga rendah hingga konsumen yang harus membayar lebih mahal.

Langkah Tegas Pemerintah Jaga Harga dan Pasokan

Kepala Badan Pangan Nasional yang juga menjabat sebagai Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan. Ia menyampaikan bahwa praktik middleman yang mempermainkan harga akan ditindak tegas.

Amran menegaskan bahwa pelanggaran terhadap harga eceran tertinggi tidak lagi ditoleransi. Ia menyebut bahwa penindakan akan dilakukan secara langsung melalui Satgas Pangan.

Menurutnya, masa imbauan telah berakhir dan kini saatnya penegakan aturan. Setiap pelanggaran terhadap HET akan langsung ditindak sesuai ketentuan yang berlaku.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan pengamanan pasokan dan harga pangan diarahkan untuk menciptakan keseimbangan. Kepentingan produsen, pedagang, dan konsumen harus berjalan seiring tanpa saling merugikan.

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional akan terus bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait. Pemerintah daerah juga dilibatkan dalam upaya menjaga stabilitas pangan selama Nataru.

Langkah-langkah konkret yang dilakukan antara lain operasi pasar secara berkala. Selain itu, penguatan distribusi pangan juga menjadi fokus utama selama periode libur panjang.

Pemerintah juga mengakselerasi berbagai program stabilisasi pangan. Upaya ini dilakukan agar pasokan tetap tersedia dan harga tetap terjangkau oleh masyarakat.

Amran menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak. Menurutnya, keberhasilan menjaga stabilitas pangan tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja.

Ia mengajak seluruh pelaku usaha untuk bergandengan tangan dengan pemerintah. Kerja sama ini diharapkan mampu menciptakan suasana Natal dan Tahun Baru yang kondusif.

Dalam pandangannya, tujuan utama kebijakan ini adalah menciptakan rasa bahagia bagi semua pihak. Produsen dapat menjalankan usaha dengan baik, pedagang memperoleh keuntungan wajar, dan konsumen merasa tenang.

Amran menegaskan bahwa stabilitas harga pangan merupakan kunci ketenangan masyarakat. Dengan harga yang terkendali, perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berjalan dengan nyaman.

Komitmen pelaku usaha pangan dan ketegasan pemerintah menjadi fondasi utama dalam menjaga kondisi tersebut. Sinergi ini diharapkan mampu mencegah gejolak harga selama periode Nataru.

Dengan langkah-langkah yang telah disiapkan, pemerintah optimistis kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi. Stabilitas pasokan dan harga menjadi prioritas agar daya beli tetap terjaga.

Periode Natal dan Tahun Baru kerap menjadi momen krusial bagi sektor pangan. Oleh karena itu, kesiapan sejak dini dinilai sangat penting.

Komitmen bersama ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat. Publik diharapkan tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan maupun lonjakan harga bahan pokok.

Melalui pengawasan yang ketat dan kerja sama lintas sektor, stabilitas pangan nasional diharapkan tetap terjaga. Momentum Nataru 2025/2026 pun diharapkan dapat dilalui dengan aman dan terkendali.

Terkini