Kamis, 16 Oktober 2025

Saham WIFI Melesat Usai Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Transaksi Capai Rp3,59 Triliun

Saham WIFI Melesat Usai Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Transaksi Capai Rp3,59 Triliun
Saham WIFI Melesat Usai Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Transaksi Capai Rp3,59 Triliun

JAKARTA - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 15 Oktober 2025, mencatat aktivitas luar biasa. Nilai transaksi harian menembus Rp29,93 triliun atau setara dengan US$1,8 miliar.

Di antara ratusan emiten yang aktif, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) tampil menonjol sebagai saham dengan nilai transaksi terbesar. Nilai perdagangan saham WIFI mencapai Rp3,59 triliun, atau sekitar 12,01 persen dari total transaksi di BEI pada hari tersebut.

Lonjakan transaksi ini terjadi bertepatan dengan pengumuman resmi dari Kementerian Komunikasi dan Digital mengenai pemenang lelang pita frekuensi 1,4 GHz. Momentum tersebut menjadi perhatian besar investor karena terkait langsung dengan prospek bisnis sektor telekomunikasi ke depan.

Baca Juga

Tren Penerbitan Obligasi Korporasi 2025 Diprediksi Makin Menarik Bagi Investor

Transaksi WIFI Melonjak Tajam, Tapi Harga Saham Malah Terkoreksi

Meski menjadi saham paling aktif, pergerakan harga WIFI justru berbalik arah. Saham WIFI ditutup turun 12,23 persen ke level Rp3.300 per saham pada akhir sesi perdagangan.

Koreksi ini tidak lantas menghapus performa impresif saham tersebut sepanjang tahun 2025. Hingga pertengahan Oktober, harga saham WIFI telah melesat hingga 709,34 persen sejak awal tahun.

Tingginya nilai transaksi yang mencapai 981 juta saham dengan 167.946 kali frekuensi menunjukkan tingginya minat pelaku pasar terhadap saham ini. Namun, tekanan jual jangka pendek muncul akibat aksi ambil untung setelah pengumuman hasil lelang.

Anak Usaha WIFI, Telemedia Komunikasi Pratama, Raih Regional I

Pada malam hari setelah penutupan bursa, Kementerian Komunikasi dan Digital mengumumkan hasil resmi pemenang seleksi lelang pita frekuensi 1,4 GHz. Dari hasil tersebut, PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha WIFI, keluar sebagai pemenang untuk regional I.

Regional I mencakup Pulau Jawa, Maluku, dan Papua—wilayah yang menjadi pasar potensial bagi pengembangan jaringan data berkecepatan tinggi. Telemedia berhasil menang dengan penawaran tertinggi mencapai Rp403,7 miliar.

Penawaran ini mengalahkan dua pesaing kuat, yakni PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dengan nilai Rp399 miliar, serta PT Eka Mas Republik yang menawar Rp331 miliar. Kemenangan ini menegaskan komitmen WIFI dalam memperluas ekosistem digital di Indonesia timur.

Selain itu, keberhasilan memenangkan wilayah strategis ini menjadi langkah penting bagi WIFI untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan memperluas layanan broadband berbasis teknologi nirkabel.

Persaingan Ketat, DSSA Kuasai Regional II dan III

Sementara itu, PT Eka Mas Republik yang merupakan anak usaha dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA), keluar sebagai pemenang untuk regional II dan III.

Regional II meliputi wilayah Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara, dengan nilai penawaran mencapai Rp300,8 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan penawaran Telkom senilai Rp259 miliar dan Telemedia Rp136 miliar.

Untuk regional III, yang juga diperebutkan, Eka Mas kembali unggul dengan nilai Rp100 miliar, mengalahkan Telkom dengan Rp80 miliar dan Telemedia dengan Rp64 miliar.

Keberhasilan dua perusahaan besar ini menunjukkan tingginya kompetisi dalam perebutan frekuensi 1,4 GHz. Pasalnya, pita frekuensi ini menjadi tulang punggung utama dalam pengembangan layanan broadband nirkabel (Broadband Wireless Access).

Komitmen Pembayaran dan Dampak Jangka Panjang Bagi Pemenang Lelang

Dalam ketentuan lelang, para pemenang diwajibkan membayar tiga kali lipat dari harga penawaran pada tahun pertama. Setelah itu, pembayaran akan dilakukan berdasarkan nilai penawaran selama sembilan tahun berikutnya.

Kewajiban ini memastikan bahwa pemenang benar-benar memiliki komitmen finansial dan operasional untuk memanfaatkan spektrum frekuensi tersebut secara optimal.

Bagi WIFI, beban investasi yang besar tersebut dianggap sepadan dengan potensi keuntungan jangka panjang. Pita frekuensi 1,4 GHz memungkinkan peningkatan kapasitas jaringan dan perluasan jangkauan layanan data ke daerah-daerah yang selama ini belum terlayani maksimal.

Analis pasar menilai kemenangan ini akan menjadi katalis positif bagi WIFI untuk memperkuat posisi di sektor digital dan telekomunikasi. Terlebih, dengan meningkatnya permintaan data di era ekonomi digital, kapasitas tambahan ini sangat dibutuhkan.

Pasar Saham Respon Bervariasi, Investor Tunggu Langkah Lanjutan WIFI

Meskipun harga saham WIFI mengalami penurunan pada hari pengumuman, pelaku pasar melihat potensi jangka panjang yang signifikan. Koreksi tersebut lebih disebabkan oleh faktor teknikal dan aksi ambil untung setelah reli panjang sepanjang tahun.

Dalam jangka menengah, keberhasilan memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz diyakini akan memperkuat fundamental perusahaan. Telemedia sebagai anak usaha WIFI kini memiliki posisi strategis di tiga wilayah besar Indonesia.

Kementerian Komunikasi dan Digital menegaskan bahwa peserta dengan peringkat tertinggi dalam daftar hasil seleksi akan dinyatakan resmi sebagai pemenang setelah diterbitkannya penetapan oleh Menteri.

Penetapan ini menandai langkah awal bagi WIFI untuk mengembangkan layanan akses nirkabel pitalebar di kawasan regional I. Dengan teknologi baru tersebut, masyarakat di Jawa, Maluku, dan Papua diharapkan dapat menikmati koneksi internet yang lebih cepat dan stabil.

Prospek Cerah Sektor Telekomunikasi di Tengah Transformasi Digital Nasional

Lelang pita frekuensi 1,4 GHz menjadi bagian penting dari upaya pemerintah memperkuat infrastruktur digital nasional. Ketersediaan spektrum baru akan membuka peluang besar bagi penyedia layanan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas jaringan.

WIFI menjadi salah satu pemain yang diuntungkan dari kebijakan ini. Dengan kemenangan lelang, perusahaan kini berada di posisi strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan di segmen broadband nirkabel.

Langkah ini juga memperkuat sinergi antara sektor publik dan swasta dalam memperluas konektivitas digital Indonesia. Di sisi lain, persaingan dengan perusahaan besar seperti Telkom dan DSSA akan mendorong inovasi dan efisiensi industri telekomunikasi ke depan.

Analis memperkirakan dampak positif dari hasil lelang ini akan mulai terlihat pada 2026, ketika proyek pembangunan infrastruktur frekuensi mulai terealisasi. WIFI pun diprediksi mampu menjaga pertumbuhan stabil dengan potensi ekspansi yang semakin luas.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Strategi Danantara Tangani Utang Kereta Cepat Tanpa Bebani APBN Negara

Strategi Danantara Tangani Utang Kereta Cepat Tanpa Bebani APBN Negara

Harga Emas Pegadaian Naik Signifikan, Investor Tertarik Koleksi Logam Mulia

Harga Emas Pegadaian Naik Signifikan, Investor Tertarik Koleksi Logam Mulia

Livin Fest 2025 Resmi Dibuka, Bank Mandiri Rayakan 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri

Livin Fest 2025 Resmi Dibuka, Bank Mandiri Rayakan 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri

Bank Mandiri Perkuat Peran Sebagai Mitra Strategis Pemerintah Lewat Akselerasi Ekspor Digital di TEI 2025

Bank Mandiri Perkuat Peran Sebagai Mitra Strategis Pemerintah Lewat Akselerasi Ekspor Digital di TEI 2025

BUMN Bidik Talenta Global, Pandu Patria Tegaskan Prioritas Tetap untuk Anak Bangsa

BUMN Bidik Talenta Global, Pandu Patria Tegaskan Prioritas Tetap untuk Anak Bangsa