
JAKARTA - Petani kelapa sawit di Provinsi Jambi menerima kabar gembira dengan naiknya harga tandan buah segar (TBS) pada periode 17–23 Oktober 2025. Harga TBS di tingkat pabrik tercatat menembus Rp3.666,86 per kilogram.
Kenaikan ini sebesar Rp18,39 per kilogram dibandingkan pekan sebelumnya. Meski begitu, harga di tingkat tengkulak atau toke masih lebih rendah dari harga resmi yang ditetapkan pemerintah.
Para petani menyambut positif kenaikan harga ini. Di Kabupaten Tebo, misalnya, harga TBS di tingkat petani kini mencapai Rp3.100 per kilogram, membuat banyak petani merasa lebih optimistis.
Baca JugaStrategi Pemerintah Wujudkan Target PLTS 100 GW dalam Empat Tahun
Respons Petani Terhadap Kenaikan Harga
Edison (47), salah satu petani sawit di Tebo, mengaku senang dengan kenaikan harga ini. Menurutnya, harga yang lebih tinggi membantu menutupi biaya produksi yang selama ini cukup tinggi.
Kenaikan harga TBS juga berdampak pada semangat kerja petani di lapangan. Banyak petani yang merasa lebih termotivasi untuk menjaga kualitas buah sawit agar tetap memenuhi standar pabrik.
Selain itu, kenaikan harga memberi harapan bagi perbaikan kesejahteraan keluarga petani. Pendapatan tambahan dari TBS yang lebih mahal bisa digunakan untuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan keluarga.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga
Kenaikan harga TBS dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk permintaan yang stabil dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Permintaan yang tinggi membuat pabrik bersedia membeli TBS dengan harga lebih kompetitif.
Faktor lainnya adalah pasokan buah yang relatif stabil meski beberapa daerah menghadapi kendala musim dan cuaca. Stabilitas pasokan ini menjaga harga tetap meningkat tanpa fluktuasi tajam.
Selain itu, pemerintah menetapkan harga acuan resmi yang menjadi patokan pabrik. Harga acuan ini mendorong pabrik untuk menyesuaikan pembelian TBS agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Harapan Petani dan Proyeksi Pasar
Petani berharap kenaikan harga TBS ini bisa terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang. Mereka menilai kestabilan harga menjadi kunci agar usaha kelapa sawit tetap menguntungkan.
Selain itu, harga yang lebih baik memberi dorongan bagi petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Dengan kualitas buah yang baik, pabrik juga akan lebih bersedia membeli TBS dengan harga premium.
Para petani juga berharap pemerintah terus memantau harga di tingkat tengkulak atau toke. Hal ini penting agar harga di lapangan tidak jauh berbeda dari harga resmi yang ditetapkan pemerintah.
Stabilitas harga TBS di pasar lokal diharapkan turut mendorong investasi pada sektor kelapa sawit. Dengan dukungan pemerintah dan pasar yang kompetitif, prospek usaha kelapa sawit di Jambi tetap cerah.
Kenaikan harga juga berdampak pada perekonomian daerah. Pendapatan petani yang meningkat bisa mendorong aktivitas ekonomi lokal dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Petani kelapa sawit optimistis jika kenaikan harga berlangsung berkelanjutan. Harapan ini mendorong mereka untuk terus merawat kebun dan menjaga produksi tetap stabil.
Selain itu, penguatan koordinasi antara pemerintah, pabrik, dan petani diharapkan bisa mengurangi disparitas harga. Dengan begitu, semua pihak mendapatkan manfaat yang adil dari produksi kelapa sawit.
Kenaikan harga TBS ini juga memberi sinyal positif bagi investor di sektor kelapa sawit. Stabilitas harga mendorong rasa aman bagi pengembangan kebun baru atau perluasan produksi.
Dengan kondisi pasar yang lebih baik, petani pun terdorong untuk menerapkan praktik pertanian yang lebih modern. Peningkatan kualitas buah sawit diharapkan dapat menjaga keberlanjutan usaha jangka panjang.
Selain itu, harga yang lebih tinggi dapat membantu petani mengatasi biaya operasional yang terus meningkat. Biaya pupuk, transportasi, dan tenaga kerja bisa tertutupi tanpa menekan keuntungan.
Kenaikan harga TBS di Jambi pekan ini menjadi momentum bagi petani untuk merencanakan strategi produksi jangka panjang. Mereka dapat mempersiapkan kebun dan panen dengan lebih baik agar hasil maksimal dapat tercapai.
Petani juga berharap dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi input atau bantuan teknis tetap berjalan. Dukungan ini penting untuk memastikan produktivitas tetap tinggi dan kualitas buah tidak menurun.
Kondisi pasar yang lebih sehat turut mendorong sinergi antara petani dan pabrik. Kedua pihak diuntungkan karena rantai pasok berjalan lebih efisien dan stabil.
Dengan demikian, kenaikan harga TBS pekan ini diharapkan menjadi awal dari tren positif bagi petani kelapa sawit di Provinsi Jambi. Semangat petani pun kembali bangkit seiring prospek usaha yang lebih menjanjikan.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Harga Pangan Nasional Turun, Beras dan Minyak Goreng Terpengaruh Hari Ini
- Senin, 20 Oktober 2025
Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan dan Ketegangan Perdagangan
- Senin, 20 Oktober 2025
Pertamina NRE Tunjukkan Strategi Inovatif Percepat Energi Bersih Nasional
- Senin, 20 Oktober 2025
Berita Lainnya
Harga Minyak Dunia Turun Akibat Kelebihan Pasokan dan Ketegangan Perdagangan
- Senin, 20 Oktober 2025
Pertamina NRE Tunjukkan Strategi Inovatif Percepat Energi Bersih Nasional
- Senin, 20 Oktober 2025
Pemerintah Hentikan Eksplorasi Geothermal di Gunung Lawu Demi Pelestarian Budaya
- Senin, 20 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Simulasi Pinjaman Easycash, Tabel Pinjaman Sampai 20 Juta
- 20 Oktober 2025
2.
Bunga Kredit Pintar 2025: Tabel, Simulasi dan Panduan Pengajuan
- 20 Oktober 2025
3.
Cara Membuat QRIS BRI, Ketentuan, Syarat serta Keuntungannya
- 20 Oktober 2025
4.
Apakah Lazada Bisa Pinjam Uang? Simak Penjelasan Ini!
- 20 Oktober 2025
5.
100 Ide Bisnis yang Bisa Mengubah Hidupmu!
- 20 Oktober 2025