Kamis, 30 Oktober 2025

BEI Gandeng S&P Dow Jones Luncurkan Tiga Indeks Baru Fokus ESG dan Syariah

BEI Gandeng S&P Dow Jones Luncurkan Tiga Indeks Baru Fokus ESG dan Syariah
BEI Gandeng S&P Dow Jones Luncurkan Tiga Indeks Baru Fokus ESG dan Syariah

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan tiga indeks hasil kerja sama dengan S&P Dow Jones Indices pada November 2025. Inisiatif ini menandai langkah BEI dalam memperluas pilihan investasi berbasis strategi ESG, dividen tinggi, dan prinsip syariah.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan tahun ini menjadi momentum awal bagi BEI untuk memperkaya variasi produk indeks di pasar modal domestik. “Ini (indeks) targetnya di November 2025. Kita punya target di bulan depan kita selesaikan sama partner kita,” ujar Denny.

Melalui kolaborasi ini, BEI akan menghadirkan S&P/IDX Indonesia ESG Tilted Opportunity, S&P/IDX Dividend Opportunities, dan S&P/IDX Shariah High Dividend. Ketiga indeks diharapkan menjadi acuan baru bagi investor yang menekankan kinerja ESG global, dividen tinggi, dan kepatuhan syariah.

Baca Juga

Easycash Apakah Aman dan Terdaftar OJK? Ketahui 6 Hal Berikut

Denny menegaskan bahwa kehadiran indeks co-branding akan memberikan referensi investasi yang lebih lengkap bagi pelaku pasar. Hal ini sekaligus memperkuat posisi BEI sebagai pusat pasar modal yang mampu menghadirkan produk internasional.

Indeks Co-Branding Tingkatkan Cakupan Pasar Internasional

Selain peluncuran indeks, BEI dan S&P Dow Jones Indices menjalin kerja sama strategis untuk memperluas pemanfaatan indeks BEI oleh offshore fund managers dan index licensee di luar negeri. Melalui jaringan global S&P, saham emiten Indonesia diharapkan lebih dikenal di pasar internasional.

Kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi BEI dalam menarik investasi asing dan meningkatkan transparansi pasar modal Indonesia. Indeks co-branding diharapkan mampu menjadi tolok ukur global yang diakui oleh investor institusional internasional.

Hingga September 2025, BEI telah memiliki 45 indeks yang menjadi acuan bagi 74 produk investasi pasif, seperti reksa dana dan ETF. Total dana kelolaan dari produk berbasis indeks ini mencapai Rp16,4 triliun, mencerminkan pertumbuhan pesat strategi investasi pasif di Indonesia.

Porsi net asset value (NAV) investasi pasif juga meningkat signifikan dari 1,4% pada 2016 menjadi 20,1% pada 2025. Lonjakan ini menunjukkan tingginya minat investor domestik terhadap strategi berbasis indeks, termasuk ESG dan dividen tinggi.

Dukungan Strategis untuk Investor dan Pasar

BEI menekankan bahwa indeks baru ini dirancang untuk memberi kemudahan bagi investor dalam menyusun portofolio. Investor dapat memanfaatkan acuan global yang diadaptasi sesuai karakteristik pasar modal Indonesia.

Dengan hadirnya S&P/IDX Shariah High Dividend, investor yang mengutamakan prinsip syariah memiliki alternatif investasi yang sesuai dengan keyakinan mereka. Indeks ini juga membuka peluang bagi investor domestik maupun asing yang tertarik dengan instrumen syariah.

Sementara itu, S&P/IDX Dividend Opportunities menawarkan strategi investasi berbasis dividen tinggi. Hal ini diharapkan memberikan imbal hasil stabil bagi investor yang mengincar pendapatan reguler.

Indeks S&P/IDX Indonesia ESG Tilted Opportunity menjadi pilihan bagi investor yang fokus pada keberlanjutan dan praktik ESG. Produk ini akan memfasilitasi investasi yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Penyesuaian dengan Standar Internasional

Sebagai bagian dari langkah strategis jangka panjang, BEI tengah menyelaraskan bisnis indeksnya dengan Prinsip IOSCO for Financial Benchmark. Fokus utama ada pada tiga indeks utama, yaitu IDX80, LQ45, dan IDX30.

Bursa menargetkan deklarasi kepatuhan terhadap prinsip tersebut dapat diterbitkan pada kuartal IV 2025. Langkah ini akan memperkuat kredibilitas indeks BEI di mata investor domestik maupun internasional.

Penyelarasan dengan standar IOSCO juga bertujuan menjaga transparansi dan integritas pasar modal Indonesia. Hal ini menjadi salah satu strategi BEI untuk meningkatkan daya saing pasar modal di tingkat global.

Denny menekankan bahwa pengembangan indeks co-branding adalah langkah berkesinambungan. BEI ingin memastikan setiap produk indeks yang diluncurkan mampu memenuhi kebutuhan investor modern.

Kerja sama dengan S&P Dow Jones Indices diharapkan membuka peluang bagi pasar modal Indonesia untuk diakui lebih luas. Hal ini juga menjadi wujud komitmen BEI dalam menghadirkan inovasi produk yang relevan dengan tren investasi global.

Hingga saat ini, peningkatan jumlah produk berbasis indeks menunjukkan tren positif bagi perkembangan pasar modal domestik. Investor kini memiliki beragam pilihan strategi investasi yang lebih transparan dan terukur.

Dengan peluncuran ketiga indeks baru ini, BEI berharap dapat mendukung pertumbuhan pasar modal sekaligus memberikan panduan investasi yang relevan. Investor diharapkan bisa memanfaatkan produk ini untuk menyusun portofolio sesuai profil risiko dan tujuan investasi masing-masing.

Kolaborasi BEI dan S&P Dow Jones Indices mencerminkan integrasi pasar modal Indonesia dengan standar internasional. Hal ini sekaligus menjadi bukti bahwa pasar domestik mampu menghadirkan produk yang sejalan dengan praktik global.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tabel Angsuran Easycash (Terbaru 2025), Bunga dan Cara Pengajuan

Tabel Angsuran Easycash (Terbaru 2025), Bunga dan Cara Pengajuan

Nabung Emas di Shopee Untung atau Rugi? Simak Cara dan Syaratnya

Nabung Emas di Shopee Untung atau Rugi? Simak Cara dan Syaratnya

Nabung Emas di Shopee Untung atau Rugi? Simak Cara dan Syaratnya

Nabung Emas di Shopee Untung atau Rugi? Simak Cara dan Syaratnya

ULTJ Catat Kenaikan Laba Bersih Kuartal III-2025 Meski Pendapatan Menurun

ULTJ Catat Kenaikan Laba Bersih Kuartal III-2025 Meski Pendapatan Menurun

Bank Permata Resmi Angkat Ahmad Mikail Madjid Sebagai Direktur Periode 2025–2028

Bank Permata Resmi Angkat Ahmad Mikail Madjid Sebagai Direktur Periode 2025–2028