PGEO Pacu Transisi Energi Bersih untuk Wujudkan Kedaulatan Energi Nasional Berkelanjutan
- Rabu, 22 Oktober 2025

JAKARTA - Transformasi energi menjadi agenda besar Indonesia dalam mewujudkan kemandirian energi yang berkelanjutan. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjawab tantangan itu dengan memperkuat peran sebagai tulang punggung transisi energi bersih nasional di bawah kepemimpinan baru pemerintahan Prabowo-Gibran.
Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, menegaskan bahwa pengelolaan energi panas bumi menjadi kunci penting dalam menjaga kedaulatan energi Indonesia. Ia menilai potensi besar panas bumi Indonesia harus diubah menjadi kekuatan strategis melalui pengelolaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“PGEO adalah tulang punggung transisi energi Indonesia. Dengan potensi panas bumi mencapai 24 gigawatt atau sekitar 40 persen dari cadangan dunia, kami memiliki mandat besar untuk mengubah potensi ini menjadi kekuatan nyata bangsa,” ujar Julfi.
Baca JugaPertamina NRE Mantapkan Langkah Ekspansi Energi Surya ke Filipina, Operasikan Hampir 600 MW
Menurut Julfi, arah kebijakan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi nasional menjadi dorongan besar bagi PGEO. Perusahaan berkomitmen memperluas jangkauan pengelolaan panas bumi di berbagai wilayah Indonesia untuk memastikan energi hijau menjadi fondasi masa depan bangsa.
Langkah Strategis PGEO dalam Setahun Terakhir
Dalam satu tahun terakhir, PGEO mencatat sejumlah capaian penting yang menandai kemajuan sektor panas bumi nasional. Salah satunya adalah beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Dengan kapasitas 55 megawatt (MW), PLTP Lumut Balai Unit 2 menjadi simbol efisiensi dan kemajuan teknologi ramah lingkungan karya anak bangsa. Proyek ini juga memperkuat pasokan listrik nasional dan mendukung target energi bersih pemerintah.
Selain itu, PGEO memulai pembangunan PLTP Gunung Tiga berkapasitas 55 MW di Ulubelu, Lampung, pada Agustus 2025. Proyek tersebut menjadi tonggak baru dalam memperkuat sistem kelistrikan Sumatera dan memperluas kontribusi perusahaan terhadap energi hijau nasional.
Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi besar PGEO untuk mencapai 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang mandiri dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Target jangka panjang perusahaan adalah mencapai total kapasitas 1,8 GW pada tahun 2033.
Inovasi Menuju Ekonomi Hijau dan Hidrogen Bersih
PGEO tidak hanya berfokus pada eksplorasi panas bumi, tetapi juga berinovasi menuju ekonomi hijau masa depan. Salah satu terobosannya adalah pengembangan Green Hydrogen (Hidrogen Hijau) melalui Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu.
Proyek tersebut menjadi langkah awal untuk membangun rantai nilai hidrogen hijau dari produksi hingga distribusi dan pemanfaatan. Inisiatif ini menunjukkan komitmen PGEO untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon dan pencapaian Net Zero Emission tahun 2060.
Melalui proyek ini, PGEO berharap dapat memperluas ekosistem energi bersih di Indonesia dan membuka peluang investasi baru di sektor teknologi hijau. Upaya ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam pasar energi terbarukan global.
Komitmen ESG dan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam aspek keberlanjutan, PGEO berhasil menorehkan prestasi internasional melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan ini masuk ke dalam daftar Top 50 ESG Global versi Sustainalytics dengan skor risiko ESG 7,1 yang tergolong negligible risk.
Capaian tersebut membuktikan bahwa PGEO mengelola bisnisnya dengan memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hingga kini, perusahaan telah meraih 18 penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dari total penghargaan tersebut, PGE Area Kamojang berhasil mempertahankan prestasi Proper Emas selama 14 tahun berturut-turut. Hal ini menjadi rekor tertinggi di sektor panas bumi nasional dan menjadi bukti nyata konsistensi perusahaan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Selain menjaga lingkungan, PGEO juga aktif mendorong pemberdayaan masyarakat melalui program Direct Use Geothermal atau pemanfaatan langsung panas bumi. Program ini menggabungkan teknologi panas bumi dengan kegiatan ekonomi produktif masyarakat di sekitar wilayah operasi.
Pemanfaatan panas bumi dilakukan untuk kegiatan pertanian seperti pengeringan kopi melalui inovasi Geothermal Dry House. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan panas bumi untuk budidaya melon geothermal dan pembuatan pupuk Geo-Fert yang dikeringkan dengan sisa uap panas bumi.
Program ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat peran masyarakat dalam mendukung transisi energi hijau. Melalui sinergi antara inovasi dan partisipasi masyarakat, PGEO menjadikan energi bersih sebagai katalis pembangunan berkelanjutan.
Kontribusi Nyata Bagi Kedaulatan Energi Nasional
PGEO saat ini mengelola total kapasitas panas bumi sebesar 1.932 MW. Dari jumlah tersebut, 727 MW dioperasikan langsung oleh PGEO dan 1.205 MW melalui skema Joint Operation Contract (JOC) bersama mitra strategis.
Energi bersih yang dihasilkan PGEO mampu menyuplai listrik untuk lebih dari dua juta rumah tangga di Indonesia. Hal ini menegaskan kontribusi nyata PGEO dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional.
Dengan operasional tersebut, PGEO juga berperan aktif dalam menurunkan emisi karbon hingga sekitar 10 juta ton CO? per tahun. Angka itu menjadi capaian penting dalam mendukung komitmen Indonesia mencapai Net Zero Emission 2060.
Sebagai bagian dari ekosistem energi Pertamina Group, PGEO terus memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat transisi energi bersih. Tujuannya adalah memastikan Indonesia memiliki sistem energi yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing di tingkat global.
Langkah-langkah yang dijalankan PGEO mencerminkan arah baru pembangunan energi nasional berbasis keberlanjutan. Melalui kombinasi inovasi, tanggung jawab sosial, dan efisiensi teknologi, PGEO menegaskan diri sebagai motor utama dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan hijau.
Tabel Kontribusi dan Capaian PGEO
Aspek Utama | Keterangan |
---|---|
Kapasitas Panas Bumi Dikelola | 1.932 MW (727 MW langsung, 1.205 MW JOC) |
Produksi Energi Bersih | Setara listrik untuk 2 juta rumah tangga |
Pengurangan Emisi Karbon | Sekitar 10 juta ton CO? per tahun |
Target Kapasitas 2033 | 1,8 GW |
Proyek Strategis Baru | PLTP Lumut Balai Unit 2 & PLTP Gunung Tiga |
Inovasi Hijau | Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu |
Penghargaan Lingkungan | 18 Proper Emas dari KLHK |
Skor ESG Sustainalytics | 7,1 (Negligible Risk) |
Dengan rekam jejak yang kuat dan komitmen berkelanjutan, PGEO tidak hanya membangun energi bersih untuk hari ini, tetapi juga menanamkan fondasi kedaulatan energi bagi generasi mendatang. Melalui semangat inovasi dan keberlanjutan, perusahaan ini mempertegas posisi Indonesia sebagai pemimpin energi hijau di kawasan Asia Tenggara.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Presiden Ramaphosa Disambut Upacara Kenegaraan di Istana Merdeka Jakarta
- Rabu, 22 Oktober 2025
Pemerintah Siap Anggarkan APBN untuk Mobil Maung Jika Produksi Memadai
- Rabu, 22 Oktober 2025
Komdigi Buka Konsultasi Publik untuk Internet Satelit Langsung ke Perangkat
- Rabu, 22 Oktober 2025
Fadli Zon Tegaskan Pesantren Jadi Pusat Peradaban dan Budaya Indonesia
- Rabu, 22 Oktober 2025
Panduan Lengkap Cek Status Penerima Bansos Kemensos Menggunakan NIK KTP
- Rabu, 22 Oktober 2025
Berita Lainnya
PUJAAN 2025 BUKA Group Perkuat Literasi Digital dan Keuangan Perempuan
- Rabu, 22 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Kenali 4 Gangguan Tulang Anak yang Bisa Berdampak Seumur Hidup
- 22 Oktober 2025
2.
3.
4.
5.
4 Cara Ampuh Menjaga Tubuh Tetap Segar Saat Cuaca Panas Ekstrem
- 22 Oktober 2025